Liputan6.com, Jakarta - Kontestasi Pilkada DKI Jakarta telah berakhir. Berdasarkan real count yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI, pasangan nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengungguli pasangan nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat.
Ahok-Djarot meraih 42,05 persen atau 2.351.438 suara. Sedangkan pasangan Anies-Sandi meraup 57,95 persen atau 3.240.379 suara. Hasil ini jauh berbeda dengan survei yang dilakukan menjelang hari pencoblosan. Di mana, kedua pasangan itu bersaing ketat.
Lalu apa yang membuat warga DKI akhirnya menjatuhkan pilihan pada Anies-Sandi?
Menurut SMRC
Dari hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting, rupanya 26 persen warga DKI memilih Anies-Sandi lantaran memiliki agama yang sama dengan mereka. Kemudian, sebanyak 16,8 persen warga DKI memilih karena Anies-Sandi dianggap paling memperjuangkan agama.
Hasil survei ini diperoleh dengan metode populasi exit poll, yaitu pemilih yang datang ke TPS saat pencoblosan. Kemudian sampel yang dipilih dengan metode stratified two-stage random sampling.
Advertisement
Caranya, TPS dikelompokkan menurut kecamatan, kemudian di masing-masing kecamatan dipilih TPS sebagai primary sampling unit secara random dengan jumlah proporsional. Lalu, di masing-masing TPS terpilih, dipilih dua orang pemilih yang baru saja keluar dari TPS pada waktu yang ditentukan secara acak.
Responden yang terpilih diwawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Menurut Populi Center
Sementara menurut Populi Center, warga Jakarta memilih Anies-Sandi lantaran suka dengan visi misi dan programnya. Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan lembaga ini. Yaitu sebanyak 51,3 persen masyarakat memilih lantaran program pasangan calon. Selain itu, sebanyak 11,8 persen warga DKI memilih lantaran kesamaan agama.
Hasil survei ini diperoleh dengan metode wawancara tatap muka dengan pemilih. Wawancara itu dilakukan di 6 wilayah DKI Jakarta pada hari pencoblosan 19 April 2017. Dengan interval waktu exit poll adalah 07.30 WIB untuk responden pertama, 08.00 WIB
untuk responden kedua, 08.30 WIB untuk responden ketiga, dan 09.00 WIB untuk responden keempat.
Besaran sampel yang digunakan adalah 2.000 responden yang sesuai dengan interval. Responden dengan kuesioner ganjil untuk laki-laki dan kuesioner genap untuk perempuan.
Sementara margin of error sebesar 2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Wilayah yang dijadikan sampel adalah di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Kepulauan Seribu.
Sampel diambil dengan metode simple stage random sampling sebanyak 500 TPS.