Liputan6.com, Jakarta - Pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014, Jawa Barat menjadi salah satu kantung suara Prabowo Subianto. Namun, jelang Pilpres 2019, elektabilitas atau tingkat keterpilihan Jokowi melampaui Prabowo.
Hal itu terungkap dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Survei ini dilakukan sejak 27 September hingga 3 Oktober 2017 dengan metodologi multistage random sampling sebanyak 820 responden di seluruh wilayah Jabar.
Baca Juga
"Pilpres 2014 memang (Jabar) dimenangkan oleh Prabowo. Sekarang ada persaingan ketat Jokowi 25,7 persen dan Prabowo 22 persen. Lalu SBY 1,3 persen dan 45,5 persen belum kasih jawaban," ungkap Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan di Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Advertisement
Kecenderungan penguatan dukungan terhadap Jokowi, menurut dia, terjadi sejak Mei hingga Oktober 2017. Padahal pada 2014 Jokowi kalah dari Prabowo di Jabar.Â
"Biasanya Jokowi kalah di Jabar, pada Oktober menyalip Prabowo. Kami ukur dari 2014 sampai 2017 cenderung mengalami penurunan pada Prabowo, pascapilpres Jokowi mengalami penguatan dukungan," kata Djayadi.
Meski begitu, masih ada kemungkinan perubahan elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo di Jabar. "Masih dua tahun, banyak yang bisa terjadi," Djayadi memungkas.
Â
Pilkada Jabar
Pemilihan kepala daerah Jawa Barat (Pilkada Jabar) akan dihelat pada 2018. Nama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atau Emil masih mendapatkan elektabilitas atau tingkat keterpilihan paling tinggi bersaing dengan Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar atau Demiz.
"Unggul di Jabar Emil 16,8 persen, Deddy Mizwar 3,8 persen, Dedi Mulyadi 2,2 persen, Aa Gym 1,5 persen dan Dede Yusuf 0,9 persen," ujar Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan di Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Menurut dia, dalam setiap survei Pilkada Jabar yang dilakukan SMRC, Emil selalu unggul. Selain itu juga selalu ada pertarungan antara Emil dan Demiz sejak setahun lalu.
"Enggak pernah berubah itu Emil dan Deddy Mizwar, ada persaingan ketat antara keduanya," kata Djayadi.
Survei ini dilakukan sejak 27 September hingga 3 Oktober 2017 dengan metodologi multistage random sampling sebanyak 820 responden di seluruh wilayah Jabar. Dari seluruh responden, sebanyak 70,5 persen responden belum memberi jawaban dengan pertanyaan spontan.
"(Karena itu) Belum ada dukungan yang solid di Jabar. Secara spontan Emil mendapatkan dukungan terbanyak, pesaing terberat adalah Demiz," ungkap Djayadi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement