Sukses

Nasdem Ingin Pendamping Jokowi di Pilpres dari Kalangan Militer

Taufiq menyatakan sudah terdapat beberapa nama yang dipertimbangkan untuk mendampingi Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Nasdem Taufiqulhadi menyatakan, saat ini partainya tengah menggodok bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang.

"Kami sedang menggodok wakil presiden, ada sejumlah nama," kata Taufiqulhadi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2017).

Taufiq menyatakan sudah ada beberapa nama yang dipertimbangkan untuk calon wakil presiden. Mereka adalah Jusuf Kalla, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan mantan Menteri BUMN Sofyan Jalil.

Taufiqulhadi mengatakan sangat sulit mencari calon yang pas untuk dipasangkan dengan Jokowi. Sebab, pendamping itu menjadi pelengkap sehingga dapat menaikkan elektabilitas Jokowi.

"Jadi semua nama itu mungkin ditambah nama lain sorotan Partai Nasdem, ini bukan hal yang mudah," ujar dia.

Nasdem sendiri, kata dia, ingin agar Jokowi didampingi kalangan militer.

"Kalau bisa dengan seorang militer, dari Jawa, ya kita pertimbangkan di luar Jawa," jelas Taufiqulhadi.

2 dari 2 halaman

Head to Head dengan Prabowo

Lembaga survei Poltracking Indonesia mengerucutkan dua nama untuk calon presiden (capres) 2019, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Hasil elektablitas menunjukkan, Jokowi mendulang raihan angka 53,2 persen, sementara Prabowo 33,0 persen. Dengan gap 20,2 persen.

"Ini artinya, peluang terjadi head to head besar, karena hanya mereka yang mendapat hasil persentase dua digit," kata Direktur Eksekuitif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, di Hotel Saripan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu (26/11/2017).

Hanta menjelaskan, alasan hampir pastinya terjadi head to head karena Jokowi nyaris pasti dicalonkan kembali sebagai presiden. Lalu, Gerindra masih sekuat tenaga mendorong poros Prabowo, lantaran sosoknya yang memberi elektroal tinggi terhadap partai.

Di samping itu, munculnya nama kandidat lain, seperti Agus Harimurthi Yudhono, Gatot Nurmantyo, dan Anies Baswedan, dinilai belum mumpuni.

"Persentase survei mereka memang ditempat ketiga, empat, dan lima. Tapi hanya 3,6 persen untuk Agus, 3,2 persen untuk Gatot, dan 2,8 persen untuk Anies," dia memaparkan.

Survei Poltracking dilakukan pada periode 8-15 November 2017 dengan sampel 2.400 responden. Survei menggunakan metode stratified multistage random sampling. Margin of error diketahui kurang lebih 2 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Saksikan video di bawah ini: