Liputan6.com, Cilacap - Kasus KTP elektronik (e-KTP) menyeret sejumlah nama besar, termasuk calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Tentu, disebutnya nama Ganjar Pranowo dalam Kasus e-KTP ini merugikan menjelang Pilkada Jateng 2018 ini.
Namun, diyakini kasus ini tak banyak berpengaruh terhadap elektabilitas Ganjar di Cilacap dan pesisir selatan Jawa Tengah yang disebut amat tinggi.
Pasangan Bakal Calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Tengah yang diusung koalisi PDIP, Nasdem, PPP, Demokrat, dan Golkar, Ganjar Pranowo-Taj Yasin diyakini bakal meraup suara yang tinggi di Cilacap dan pesisir selatan Jawa Tengah pada Pilkada Jateng 2018.
Advertisement
Baca Juga
Anggota Badan Pemenangan Pemilu PDIP Jawa Tengah yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Cilacap, Taswan mengatakan beberapa waktu Ganjar memang disibukkan dengan kasus E-KTP.
Menurut dia, klarifikasi yang dilakukan Ganjar di berbagai kesempatan mampu menepis isu E-KTP ini. Ia pun menganggap bahwa kasus E-KTP ini telah clear dan tak perlu lagi ditanggapi.
Ia bahkan mengklaim, berlabuhnya Taj Yasin, sebagai representasi kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan pesantren dinilai akan memperkuat suara Ganjar yang lebih dahulu populer, pada Pilkada Jateng 2018.
Kombinasi Nasionalis dan Santri
Dia menyebut popularitas Ganjar di Cilacap pun sangat tinggi. Ini terbukti ketika Ganjar berkunjung, masyarakat menyambutnya dengan baik. Bagi Taswan, itu adalah bukti bahwa Ganjar memperoleh hati masyarakat Cilacap.
“Kinerja secara umum di Cilacap itu kan khususnya bagus. Terlepas dari berbagai isu, utamanya, e-KTP tetapi saya percaya, Mas Ganjar itu bukan orang yang gampangan lah, menurut saya,” ucap Taswan, Rabu, 10 Januari 2018.
Kebijakan Ganjar pun dinilai menyentuh rakyat banyak. Salah satunya, kredit 7 persen setahun yang diluncurkan tahun 2017 di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng. Kredit itu banyak diminati dan dinikmati oleh kelompok pengusaha kecil yang jumlahnya amat banyak.
Begitu pula dengan kinerja Ganjar selama periode 5 tahun antara 2013-2018 ini yang dikenal bagus. Taswan mengklaim, pembangunan infrastruktur yang paling signifikan adalah jalan berstatus milik provinsi dan nasional.
“Sehingga saya meyakini, ini pasangan yang sangat religius dan sangat nasionalis. Kalau menurut saya, memiliki kans yang srategis dengan PDI Perjuangan dengan memberikan rekomendasi kepada Pak Ganjar dan didampingi oleh Gus Taj Yasin,” dia menjelaskan.
Advertisement
Catatan Buruk PDIP di Pilkada Cilacap 2017
Namun begitu, Taswan pun mengakui, Cilacap adalah salah satu daerah yang menjadi catatan bagi PDIP. Pasalnya, pada pemilihan bupati (Pilbup) 2017 lalu, pasangan caalon yang diusung PDIP bersama PPP dan Nasdem kalah.
Saat itu, pasangan calon yang diusungnya, Taufik Nurhidayat-Faiqoh Subky hanya memperoleh 27.24 persen suara. Sementara, pemenangnya yang merupakan petahana, Tatto Suwarto Pamuji-Syamsul Auliya Rahman meraup 56.31 persen suara.
Adapun calon ketiga, Fran Lukman-Bambang Sutanto berada di urutan ketiga 16.45 suara.
Sebab itu, tim pemenangan, baik yang berasal dari internal partai maupun eksternal partai harus lebih bekerja keras untuk memenangkan pasangan calon yang diusung koalisi yang dibangun PDIP bersama partai lainnya.
“Kita langsung kerja begitu ada rekomendasi. Begitu ada perintah dari DPP, kami tancap gas,” dia menegaskan.