Liputan6.com, Makassar - Suhu politik di Kota Makassar, Sulawesi Selatan semakin memanas pasca-Kepolisian Daerah Sulsel yang tiba-tiba membuka penyelidikan dugaan korupsi lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Sebab, langkah itu dinilai tim pemenangan salah satu pasangan calon wali kota di Pilkada Kota Makassar 2018 sebagai barang pesanan.
Untuk meredam suhu panas Pilkada Kota Makassar, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Makassar berencana menggelar deklarasi damai dengan duduk bersama kedua pasangan calon Wali Kota Makassar yang akan bertarung dalam Pilkada Kota Makassar 2018 kedepannya.
"Ada namanya adat tudang sipulung (duduk bersama). Itu yang akan kami gelar mendekat ini," kata Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Makassar, Nursari via telepon, Selasa (6/2/2018).
Advertisement
Kegiatan tersebut, kata Nursari, rencananya akan digelar di salah satu hotel bintang lima di Kota Makassar pada Kamis 8 Februari 2018.
"Kita berharap para kandidat hadir beserta perwakilan tim pemenangannya nanti," ujar Nursari.
Tujuan duduk bersama para kandidat, diakuinya untuk mengajak seluruh elemen yang hadir, tak terkecuali para pasangan kandidat yang akan bertarung dalam Pilkada Kota Makassar serta tim pemenangannya masing-masing.
Dalam kesempatan itu, nantinya akan ada komitmen menjaga situasi jelang hingga akhir pelaksanaan pilkada dapat berjalan kondusif dan damai.
"Kita juga undang akademisi, budayawan, pihak kepolisian, pihak TNI, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda)," jelas Nursari.
Hanya 2 Pasangan Calon
Dalam kegiatan duduk bersama nantinya, budayawan yang akan memulai menyampaikan beberapa sambutan dan sekaligus menjadi pemantik menjelaskan perihal warna budaya Bugis-Makassar. Seperti adanya istilah sipakatau, sipakainge, sipakalebbi dan nilai-nilai kebudayaan lainnya.
"Setelah itu baru lanjut diskusi bersama," ungkap Nursari.
Diketahui dalam Pilkada Kota Makassar hanya ada dua pasangan calon yang telah mendaftar di KPU Makassar untuk ikut pada Pilwalkot Makassar 2018.
Kedua pasangan tersebut yaitu Moh Ramdhan Pomanto-Indira Mulyasari Paramastuti (Diami) yang menggunakan kendaraan independen alias perseorangan melawan pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi (Appi-Cicu) yang diusung oleh seluruh partai politik besar maupun kecil.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement