Liputan6.com, NTT - Bupati Ngada, Marianus Sae yang juga bakal calon gubernur NTT diusung PDIP dan PKB tidak menghadiri acara penetapan pasangan calon peserta pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Senin (12/2/2018).
Ketidakhadiran Marianus Sae itu setelah dia ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Minggu 11Â Februari.
Marianus Sae ditangkap karena diduga terlibat beberapa kasus dugaan korupsi infrastruktur di daerahnya.
Advertisement
Pantauan Liputan6.com, penyerahan SK penetapan untuk pasangan calon Marianus Sae hanya dihadiri oleh pasangan calon wakil gubernur, Emi Nomleni.
Emi hadir mengenakan baju kebaya putih dengan rok tenun khas NTT. Saat mengambil SK penetapan, Emi diwakili partai pengusung PKB.
KPU menetapkan empat pasangan calon yakni, Esthon Foenay-Christian Rotok yang diusung Geridnra dan PAN, Marianus Sae- Emi Nomleni yang diusung PDIP dan PKB, Benny K Harman-Benny Litelnoni diusung PKPI dan PKS serta Viktor Laislodat-Joseph Nai Soi diusung oleh Golkar, Nasdem, Hanura dan PPP.
PKB Cabut Dukungan?
Bupati Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Minggu (11/2/2018). Marianus Sae merupakan salah satu calon gubernur NTT yang didukung oleh PDIP dan PKB.
Dalam pilkada 2018, Marianus Sae mengandeng Emilia Nomleni, salah satu kader PDIP NTT dari Kabupaten Timor Tengah Selatan. Lantas, apakah PKB NTT menarik dukungannya di Pilgub NTT?
"PKB Nusa Tenggara Timur masih mempertimbangkan untuk menarik dukungan terhadap bakal calon Gubernur NTT, Marianus Sae," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nusa Tenggara Timur, Yucundianus Lepa kepada Liputan6.com.
Yucun mengaku, sebagai partai pengusung sangat terpukul dengan peristiwa tertangkapnya Marianus Sae, namun pihaknya masih menghormati asas praduga tak bersalah.
"Kami sangat prihatin dengan peristiwa ini. PKB pasti akan segera mengambil sikap dan keputusan setelah ada keputusan dari KPU," Yucun memungkasi.
Advertisement