Pesan Marianus Sae dari Sel KPK untuk Pendukungnya di NTT

Keluar dari Gedung KPK, Bupati Ngada Marianus Sae Pakai Rompi Oranye — Ekspresi Bupati Ngada Marianus Sae usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (12/2). Marianus tertangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan tim Satgas KPK di Surabaya. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Kupang - Meski ditahan KPK terkait kasus dugaan suap proyek jalan, Bupati Ngada yang juga cagub NTT Marianus Sae tetap berusaha berkomunikasi dengan pendukungnya saat Pilkada NTT.

Pesan Marianus disampaikan anak dan istrinya yang membesuk ke Jakarta, Kamis 15 Februari 2018.

Survei Jelang Pencoblosan, Melki-Johni Unggul Pilkada NTT 2024 Kalahkan Yohanis Fransiskus-Jane dan Simon-Adrianus
Usai Kampanye, Survei Jelang Pilkada NTT 2024: Melki-Jhoni Ungguli Simon-Andreas dan Yohanes-Jane
Jelang Akhir Kampanye Pilkada, Survei: Melki-Johni Ungguli Simon-Adrianus dan Yohanis-Jane di Pilgub NTT 2024

Dalam pesannya, Marianus Sae berpesan agar seluruh relawan tetap berjuang bersama Emilia Nomleni meraih kemenangan di Pilgub NTT. Dia juga meminta agar seluruh pendukung dan relawan agar jangan gentar menghadap figur lain di Pilgub NTT.

"Ini pesan bapak buat relawan saat kami temui Kamis kemarin di Jakarta," ujar anak Marianus Sae, Rinto Sae kepada Liputan6.com, Jumat (16/2/2018).

2 dari 2 halaman

Kuat dan Sehat

Bawa Koper, Pegawai Bank Penyuap Bupati Ngada Tiba di KPK — Petrus Pedulewari berjalan membawa koper saat tiba di gedung KPK, Jakarta, Senin (12/2). KPK mengamankan total lima orang yang terjaring dalam OTT dan dua diantaranya yaitu Bupati Ngada Marianus Sae dan Petrus Pedulewari. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menurut Rinto, bapaknya tampak kuat dan sehat dan selalu menebarkan senyum saat berjumpa dengan keluarga. Marianus mengaku sedang berupaya mendapat keadilan hukum hingga bisa kembali ke NTT

"Saya tidak pernah menyusahkan masyarakat, saya tidak pernah menjelekkan orang lain, saya tidak pernah mengambil hak orang lain apalagi negara, yang menjadi hakku adalah hakku dan hakmu adalah hakmu," tulis Marianus Sae dalam pesannya.

JR Saragih menangis di depan wartawan saat KPU Sumut tidak meloloskannya untuk bertarung dalam pilkada mendatang.