Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mewanti-wanti TNI dan Polri untuk bersikap netral di Pilkada 2018.
"Tidak boleh ada oknum yang macam-macam atau bermain-main di luar daerah itu. Kalau sampai keamanannya macam-macam, pasti akan terjadi sesuatu," kata Moeldoko melalu pesan tertulis, Rabu (21/2/2018).
Baca Juga
Moeldoko juga meminta TNI dan Polri bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah saat mengamankan pilkada di daerahnya masing-masing.
Advertisement
"Agar menyelenggarakan Kambtibmas bisa berjalan sinergi, tidak memiliki ego sektor yang kuat. TNI harus mengkomunikasikan antara pemerintah daerah dengan polisi. Percayalah kalau itu terjadi risiko politik itu tidak ada," ujarnya.
Moeldoko menyakini masyarakat dapat menyikapi dengan bijak menghadapi Pilkada Serentak 2018 walau kemungkinan akan ada gesekan.
"Mungkin akan terjadi sedikit guncangan. Tapi yang ingin saya yakinkan masyarakat Indonesia sungguh sangat dewasa menyikapi itu," cetus Moeldoko.
Sudah Bijak Berpolitik
Moeldoko menambahkan, masyarakat sudah menunjukkan kedewasaan berpolitik. Menurutnya, dalam proses pemilu, biasanya masyarakat lebih antusias pada proses prapemilu atau kampanye. Setelah pemilu terlaksana, situasi cenderung kondusif dan tidak terjadi konflik berarti.
"Dalam proses demokrasi anggaplah pilkada ada pra, pelaksanaan, dan pasca. Hebatnya, kita hingar bingar. Namun pada saat pelaksanaan sampai dengan akhir begitu mulus. Ini menandakan orang Indonesia itu sangat dewasa dalam berpolitik," ujarnya.
Moeldoko meyakini bahwa proses Pilkada 2018 dapat berjalan dengan baik. Partisipasi politik Indonesia sudah meningkat dan kelompok masyarakat dapat mengendalikan kelompoknya dengan baik.
"Hal positif bangsa Indonesia memiliki partisipasi politik yang sudah meningkat. Mereka memiliki kontribusi dan stabilitas keamanan dengan mengendalikan kelompoknya masing-masing," katanya.
Advertisement