Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said mengatakan, rakyat wajib marah kepada koruptor. Sebab, mereka mencuri uang negara yang berasal dari pajak yang dibayarkan oleh rakyat.
"Kita wajib marah pada koruptor yang mencuri uang rakyat," kata Sudirman didamping calon Wakil Gubernur Ida Fauziah saat acara Jateng Patuh Pajak yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II di Semarang, Selasa (28 Februari 2018), seperti dilansir Antara.
Menurut Sudirman, uang pajak berasal dari para ibu di pasar hingga mereka yang berbelanja di mal. Mantan Menteri ESDM ini menyebut dari sekitar Rp 2.000 triliun APBN, 90 persen di antaranya berasal dari pajak.
Advertisement
"Wajar jika rakyat marah, karena koruptor tidak hanya mencuri, tetapi juga mengkhianati rakyat," katanya.
Ia berharap, tidak ada lagi pejabat yang ditangkap KPK karena tersangkut korupsi. Sudirman juga mengapresiasi kerja petugas pajak yang gigih mengumpulkan setiap ke dalam kas negara.
Oleh karena itu, ia mengimbau rakyat Jawa Tengah untuk taat membayar pajak yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan. "Dengan membayar pajak, anda juga menjadi pahlawan," katanya.
Dalam beberapa kali kesempatan, Sudirman mengatakan akan mengedepankan pemerintahan yang bersih bila terpilih menjadi Gubernur dalam Pilkada Jateng 2018.Â
Perkuat Pasar Tradisional
Calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut 2, Sudirman Said bertekad mengembangkan dan memperkuat keberadaan pasar tradisional. Pasar tradisional dianggapnya sebagai urat nadi perekonomian rakyat.
"Apa pun yang dijual, sebagian besar adalah barang yang diproduksi langsung oleh rakyat. Sehingga keberadaan pasar tradisional bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di mana pasar itu ada," ucap Sudirman Said disela-sela blusukanya ke Pasar Pagi, Kota Tegal, Rabu (21/2/2018).
Mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) itu menambahkan, bermunculannya pasar modern belakangan ini harus ditata agar tidak menyingkirkan atau mematikan pasar tradisional.
"Pasar tradisional harus dijaga dari serbuan pasar modern," ia menambahkan.
Menurut pria yang akrab disapa Pak Dirman ini, karena pasar baik tradisional maupun modern menjadi tempat hidup pedagang, maka tugas pemerintah adalah menata agar satu sama lainnya tidak saling menyingkirkan.
"Baik pasar tradisional maupun pasar modern memiliki segmen pembeli sendiri-sendiri. Tugas pemerintah menata agar keberadaan keduanya tidak saling membunuh," imbuh Sudirman Said.
Advertisement