Sukses

Khofifah Isi Akhir Pekan dengan Istigasah Pilkada Damai

Menurut Khofifah, NU Kultural lebih dekat dengan umat, karena langsung bertemu dengan umat, mereka ketemu dengan jamaah.

Liputan6.com, Surabaya - Calon Gubernur Jawa Timur nomor Khofifah Indar Parawansa mengisi akhir pekan dengan menghadiri istighosah Pilkada damai, aman dan tentram.

Istighosah ini dihadiri ratusan warga Nahdlatul Ulama (NU) di Astranawa, yang diprakarsai oleh Pergerakan Penganut Khittah Nahdliyah (PPKN).

"Suasana mendoakan itu harus muncul di manapun, termasuk yang diinisiasi oleh PPKN yang dipimpin oleh Cak Anam," tutur Khofifah, Sabtu 3 Maret 2018.

Doa bersama hari ini, merupakan kelanjutan dari halaqah yang telah dilakukan oleh para kiai bersama sama dengan warga NU kultural.

Menurut Khofifah, NU Kultural lebih dekat dengan umat, karena langsung bertemu dengan umat, mereka ketemu dengan jamaah.

"Sehingga imbauan membangun suasana pilkada yang damai, aman, tentram," kata Khofifah.

Khofifah berharap, doa bersama untuk Bangsa dan Negara semacam ini bisa menjadi inspirasi seluruh masyarakat, tidak hanya di Jawa Timur.

Selain itu, kehadiran Khofifah sekaligus meminta doa restu, kepada para jamaah, atas pencalonan dirinya pada kontestasi Pilgub Jatim 2018.

"Saya diundang dan saya hadir. Imbauan saya juga sama sebetulnya, dan tentu saya minta doa kepada seluruh jamaah, mudah-mudahan nomor satu akan memimpin Jatim kedepan," ujar Khofifah

 

2 dari 2 halaman

Emil Kenalkan Program Tis Tas

Sementara itu, pasangan Khofifah, Emil Elestianto Dardak memperkenalkan program baru yang ia sebut dengan pendidikan gratis dan berkualitas yang disingkat dengan jargon TisTas, kepada kalangan anak muda di Bojonegoro Jawa Timur, Jumat 2 Maret 2018.

”Jadi kita tidak hanya bicara bagaimana pendidikan menjadi terjangkau dengan sekolah gratis, tapi ada tuntutan lain yang jauh lebih besar yakni kwalitas pendidikan,” tutur Emil saat berbagi pengalaman dan gagasan dengan para pengurus dan anak-anak muda Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Bojonegoro.

Itu sebabnya, dalam TisTas, lanjut Emil, pihaknya terutama dalam domain pemerintah provinsi akan memastikan tercapainya target delapan standarisasi pendidikan secara lebih berkwalitas pula. Mulai standarisasi kompetensi guru, manajemen pendidikan hingga sarana dan prasarana sekolah.

”Untuk Sekolah Kejuruan swasta (di Jawa Timur) saja misalnya, ada sekitar 40.000 tenaga pendidikan, apakah sudah dilakukan uji kompetensi, apa belum. Lalu ada sekitar 1.700 SMK swasta, apakah sudah terakreditasi apa belum,” kata Emil.

Jikapun telah memiliki kompetensi dan akreditasi, lanjut dia, pihaknya perlu memastikan apakah output pendidikan kejuruan yang ada misalnya benar-benar memenuhi standar kualitas yang selaras dengan dinamika dunia kerja mutakhir.

Ini penting, sebab, lanjut Emil, tren perubahan yang mengitari dunia pendidikan harus benar-benar dipahami dengan tepat agar tidak gagap dan tertinggal.

”Kita akan pastikan juga agar empat dimensi yang ingin dicapai oleh lembaga pendidikan bagi anak didiknya tercapai. Yakni penguasaan pengetahuan, sikap, karakter dan keterampilan. Yang terakhir ini biasa disebut dengan soft skill,” ujar Emil.