Sukses

Giliran Partai Besutan Hary Tanoe Temui Jokowi di Istana Negara

Pantauan di lokasi, Hary Tanoe dan petinggi Perindo telah tiba sekira pukul 08.16 WIB. Namun, mereka baru masuk ke kawasan Istana Merdeka sekitar pukul 09. 45 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Persatuan Indonesia atau Perindo menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/3/2018). Datang ke Istana, Perindo dipimpin langsung oleh Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo yang didampingi oleh Sekjen Ahmad Rofiq dan pengurus Perindo lainnya.

Pantauan di lokasi, Hary Tanoe dan petinggi Perindo telah tiba sekitar pukul 08.16 WIB. Namun, mereka baru masuk ke kawasan Istana Merdeka sekitar pukul 09. 45 WIB.

Para petinggi Perindo dengan nomor urut sembilan di Pemilu 2019 yang datang ke istana di antaranya adalah Wasekjen M Sofian, Ketua DPP Yamin Tawari, Ketua DPP Bidang Hukum dan HAM Christhoporus Taufik, dan Wasekjen Doni Ferdiansyah, serta Ketua DPP Bidang Organisasi Syafril Nasution. Belum diketahui apa yang dibahas antara Perindo dengan Jokowi.

Perindo menjadi partai politik yang kedua yang bertemu dengan Jokowi di Istana di tahun politik 2018.

Sebelumnya, Jokowi telah menerima para petinggi Partai Solidaritas (PSI) pada Kamis (2/3/2018).

Mereka yang datang ke Istana adalah Ketua Umum Grace Natalie, Sekjen Raja Juli Antoni dan Ketua DPP Bidang Eksternal Tsamara Amany.

2 dari 2 halaman

Tuai Kritik

Belakangan, pertemuan itu menuai kritik dari berbagai kalangan. Sebab, pertemuan membicarakan politik dan dukungan di Pilpres 2019.

Grace menyatakan akan tetap mendukung siapa pun calon wakil presiden atau cawapres pilihan dari Joko Widodo atau Jokowi.

Grace menyebut hal terpenting yaitu mantan Gubernur DKI ini nyaman dalam memilih cawapres untuk lima tahun ke depan.

"Kita bilang pokoknya Bapak pilih siapa yang nyaman untuk bapak berduet selama lima tahun, kita siap full support kepada Pak Jokowi," kata Grace di kantor DPP PDI, Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2018).

Sebagai partai yang diisi kebanyakan cenderung anak muda, PSI akan tetap mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019. Meskipun sudah tidak dikategorikan sebagai golongan muda, Grace beralasan Jokowi memiliki kompetensi yang bagus.

Isu bergulir, Grace buru-buru membantah pertemuan itu membahas sejumlah langkah pemenangan dan dukungan Jokowi.

"Ada anggapan yang kurang tepat terkait pertemuan DPP PSI dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Kamis 1 Maret 2018. Pertemuan itu adalah inisiatif DPP PSI yang meminta pertemuan dengan Presiden untuk membicarakan masalah kebangsaan dan negara," jelas Grace dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu 3 Maret 2018.

Menurut Grace, Presiden Jokowi memenuhi permintaan itu karena peduli dengan pendidikan politik kaum muda. "Masalah kebangsaan dan negara yang menjadi concern kami terutama adalah masalah korupsi dan intoleransi," kata Grace.

"Karena korupsi dan intoleransi terus terjadi menjelang Hari H pemilu, maka pemilu kita terancam menjadi tak berkualitas," imbuh dia seperti dikutip Antara.

Terkait dukungan terhadap Jokowi pada Pilpres 2019, Grace menegaskan bahwa sejak awal PSI memang mendukung Presiden Jokowi. Namun, dia menegaskan PSI akan bekerja untuk memenangi Jokowi di periode kedua melalui pemilu berkualitas, bukan dengan menghalalkan segala cara.

"Presiden Jokowi tidak boleh diturunkan dengan cara tidak bermartabat, juga tak boleh menang dengan cara demikian," kata dia.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com