Sukses

Transmusi Buat Mantan Wako Palembang Enggan Dukung Paslon Petahana

Eddy Santana Putra (ESP), mantan Wako Palembang mempunyai alasan untuk tidak mendukung paslon incumbent.

Liputan6.com, Palembang - Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Palembang, Mantan Wali Kota (Wako) Palembang Eddy Santana Putera memilih untuk enggan mendukung pasangan calon (paslon) incumbent, Harnojoyo-Fitrianti Agustinda.

Salah satu alasan ESP, sapaan akrabnya, memilih mendukung paslon lain karena dirinya kecewa dengan keberadaan angkutan umum Transmusi, yang dulu dia perjuangkan semasa kepemimpinannya selama dua periode, dari tahun 2003-2008 hingga 2008-2013.

Transmusi yang mulai beroperasi sejak tahun 2009 merupakan buah kerjanya dalam mengelola Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Palembang.

Namun ESP menilai saat ini keberadaan Transmusi tidak terlalu diperhatikan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.

“Semuanya menurun, Transmusi yang saya bangun dengan susah payah, sekarang masih jalan seadanya saja,” katanya kepada Liputan6.com, Selasa (6/3/2018).

Padahal Transmusi dihadirkan agar warga Palembang bisa menikmati transportasi nyaman dan murah, sekarang nyaris hilang,” ujarnya.

Pengelolaan Transmusi Palembang sendiri ditangani oleh PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) melalui unit usaha BRT Transmusi, yang merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Ketersediaan air bersih di Palembang juga menjadi perhatiannya. Di masa kepemimpinannya, air bersih menjadi prioritas pelayanan ke warga Palembang.

 

2 dari 4 halaman

Dukung Sarimuda-Rozak

Kini ESP mendengar banyak keluhan, bahkan ada yang harus mengantri mendapatkan air bersih hingga pukul 02.00 WIB.

“Harusnya pelayanannya melangkah lebih jauh dan baik, karena warga Palembang membutuhkan air bersih setiap hari,” ujarnya.

ESP menceritakan kisah sedihnya ketika meninggalkan kursi kepemimpinannya lima tahun yang lalu.

Baru sehari menyerahkan jabatannya ke Wakil Wali Kota (Wawako) Romi Herton, yang memenangkan Pilkada Palembang 2013, seluruh program yang dia bangun langsung diubah.

Bahkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja loyalitas di masa kepemimpinannya, langsung dilengserkan oleh penggantinya.

“Banyak yang berubah, saya juga sudah menemui pemimpin Palembang untuk member masukan. Tapi tetap tidak diterima,” katanya.

Terlebih kasus suap Pilkada Palembang 2013 yang dialami Wako Palembang terpilih, Romi Herton dan istrinya, Masyito, menurutnya cukup mencoreng nama baik Kota Palembang.

Kader PDI-Perjuangan ini menguatkan tekatnya untuk memberi dukungan penuh ke paslon nomor urut 2, Sarimuda-Abdul Rozak.

Meskipun bertentangan dengan keputusan DPP PDI-Perjuangan yang mengusung paslon incumbent Harnojoyo-Fitrianti Agustinda, ESP tetap akan memenangkan Sarimuda-Rozak di Pilkada Palembang 2018-2023.

 

 

3 dari 4 halaman

Kerahkan Massa Sumsel

“Sarimuda punya pengalaman birokrat selama 25 tahun, sudah tahu harus apa. Latar belakang pendidikan, kecerdasan, tingkat emosional dan sosial ada di diri Sarimuda. Saya tidak melihat ini di paslon lain,” ucapnya.

Beberapa poin penilaiannya tersebut, tidak ditemukan ESP di paslon lain. Sebagai mantan Wako Palembang, ESP tidak rela jika pelayanan dan infrastruktur di Palembang menurun, karena salah pilih pemimpin.

Di bursa Pilkada Sumsel, ESP juga menggiring laskarnya untuk mendukung paslon Herman Deru-Mawardi Yahya.

Pengalaman memimpin daerah juga menjadi tolak ukurnya untuk menjatuhkan dukungannya terhadap paslon nomor urut 1 ini.

Dukungan Herman Deru-Mawardi Yahya juga diperkuat dengan massa Syahrial Oesman, mantan Gubernur Sumsel 2003-2008.

“Pertandingan sekarang antara HD-MY dan Dodi-Giri. Tapi Dodi Reza itu masih anak-anak di perpolitikan Sumsel. Kita serang bersaing melawan bapaknya, Gubernur Sumsel Alex Noerdin,” ujarnya.

Saat didapuk menjadi timses dua paslon Pilkada Serentak Sumsel, ESP akan meninggalkan cara kuno berkampanye.

 

 

Seperti menyebarkan kaos bergambarkan paslon, mengundang pedangdut seronok dengan panggung megah.

4 dari 4 halaman

Kekecewaan Kader PDI-Perjuangan

“Lebih baik blusukan, ke tokoh masyarakat dan agama. Masuk ke kampung-kampung, lebih banyak di media sosial (medsos). Sekarang beda polanya,” ujarnya.

Nama ESP juga sempat muncul dalam bursa Pilkada Sumsel 2018 sebelum masa pendaftaran. Namun dukungan dari PDI-Perjuangan beralih ke Giri Ramandha Kiemas, Ketua DPRD Sumsel.

ESP yang dulu membawa kemenangan PDI-Perjuangan dalam laga Pilkada Palembang, kini merasa diabaikan.

"Kalau disingkirkan, terserah. Emang Gue Pikirin. Ada syahwat kekeluargaan dan kekuasaan. Harusnya gantian orang lain, masa itu-itu terus," ujarnya.

Saat ditanya tentang peluang masuk di Pemilihan Legislatif (Pileg) DPR RI, ESP optimis akan ikut serta.

Suami dari Eva Santana Putera ini, punya keyakinan akan mendapatkan suara diatas 100.000 dari pendukungnya di Sumsel. 

Paslon Pilkada Palembang, Sarimuda-Abdul Rozak mendapatkan dukungan dari tiga partai politik (parpol), yaitu Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

Sedangkan Herman Deru-Mawardi Yahya mengantongi dukungan dari Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai Nasdem.

Saksikan video pilihan berikut: