Sukses

Marak Kasus Asusila, Khofifah Ajak Masyarakat Perangi Predator Anak

Menurut Khofifah pada dasarnya setiap orang adalah orang tua bagi semua anak.

Liputan6.com, Surabaya - Kasus asusila terhadap anak di bawah umur kerap kali terjadi di Jawa Timur menyedot perhatian Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Ia pun meminta masyarakat untuk peduli dan peka terhadap lingkungan demi memerangi predator anak yang membahayakan.

Menurut Khofifah pada dasarnya setiap orang adalah orang tua bagi semua anak.

"Untuk itu, semua pihak harus turun tangan dan berkewajiban melindungi anak-anak dari kekerasan seksual," kata Khofifah di Surabaya, Rabu 7 Maret 2018.

Berdasarkan data Kementerian Sosial RI kasus kekerasan maupun pelecehan seksual terhadap anak sebanyak 1.956 kasus selama 2016. Jumlah itu meningkat menjadi 2.117 kasus selama 2017.

Bahkan data Kepolisian Daerah Jawa Timur menyebutkan, kekerasan seksual terhadap anak di Jawa Timur (Jatim) sangat tinggi. Pada 2016 tercatat 719 korban anak dengan 179 pelaku. Sedangkan 2017 tercatat 393 korban anak dengan 6 pelaku.

Mirisnya, bulan kedua pada 2018 sudah tercatat 52 anak korban dengan 21 pelaku.

Menyoal kasus terbaru, dua oknum guru yang melibatkan 65 korban anak-anak disebut tamparan keras bagi dunia pendidikan.

"Kasus predator di mana pelakunya seorang guru terhadap 65 anak-anak ini merupakan tamparan keras bagi wajah pendidikan dan harus menjadi evaluasi guru dan orang tua mengapa hal ini bisa terjadi hingga kurun waktu yang panjang," jelas dia.

Orang tua dan sekolah disebut harus saling bersinergi memerangi kekerasan anak demi memberi perlindungan terhadap mereka.

"Ini menurut saya karena kurangnya kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Orang tua, guru, dan anak harus dilibatkan bersama-sama untuk memerangi kekerasan seksual terhadap anak," tegas Khofifah.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Andil Besar Orang Tua

Orang tua juga memiliki andil besar untuk membentuk karakter seorang anak. Sebab, orang tua menjadi tempat utama anak-anak belajar yang dimulai sejak dini.

"Sehingga ketika anak sudah mulai bergaul di luar termasuk di lingkungan sekolah, mereka sudah punya upaya preventif sendiri saat menghadapi "serangan" tindakan asusila. Mereka sudah paham apa yang harus dilakukan dan tidak sampai berlarut-larut apalagi hingga bertahun-tahun," papar ibu empat anak ini serius. 

Lembaga pendidik itu juga harus memberi pengawasan terhadap guru, baik prilaku terhadap rekan seprofesi maupun terhadap anak didik. Para pendidik harus paka dan berkomitmen memprioritaskan faktor keamanan dan kenyamanan anak-anak selama di sekolah.

"Maka apabila kejahatan itu terjadi di dalam lingkungan sekolah, maka sekolah itu harus dievaluasi. Dari sisi seleksi guru, pengawasan terhadap guru, dan keamanan siswa. Apalagi sebagian lokasi kejadian adalah di ruang kelas. Ini sungguh kenyataan yang membuat orang tua manapun pasti sangat sedih," terang Khofifah. 

Ke depannya, Khofifah berharap kejadian semacam ini jangan sampai terulang lagi. Harus dibangun sistem yang mana orangtua, guru, dan anak-anak dan masyarakat sekitar agar kejadian semacam ini tidak terulang. 

"Karena itu saya mengajak seluruh pihak mengambil peran dalam upaya memerangi kekerasan seksual anak. Karena pada dasarnya setiap orang adalah orang tua bagi anak-anak kita maka semua pihak harus turun tangan dan berkewajiban dalam melindungi anak-anak dari kekerasan seksual," harap dia.