Liputan6.com, Wonosobo - Calon Gubernur Sudirman Said menilai kesejahteraan tenaga pendidikan di Jawa Tengah masih memprihatinkan. Selain itu, perlu ada perbaikan sisi pendidikan akhlak atau budi pekerti hingga keterampilan.
"Ada dua hal yang akan kami perbaiki jika dipercaya memimpin Jateng, yakni pendidikan akhlak atau budi pekerti dan keterampilan, dan perhatian kepada guru-guru, guru agama, guru sekolah informal dan termasuk honorer," katanya saat bersilaturahmi di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jalan RSU Gang Cemara 1 Wonosobo, Kamis (8/3/2018).
Sudirman Said mengaku mendengar langsung penuturan guru honorer yang mendapat upah rendah. "Saya pernah menemui seorang guru, saya tanya mengajar madrasah mana, kok ndak masuk? Ternyata dia masuk siang, lantas dia bercerita, honornya hanya Rp 10 ribu per hari, kalau tidak masuk ya tidak dapat honor," jelasnya.
Advertisement
Dia menegaskan, kondisi tersebut masih banyak terjadi di Jateng. Sehingga dirinya akan mencoba menyelesaikan problematika kesejahteraan guru honorer.
"Bayangkan, masa depan seseorang dipertaruhkan dengan biaya Rp 10 ribu per hari, ini perlu dibereskan, diperhatikan, karena mereka juga para pendidik yang mencerdaskan kehidupan berbangsa," ungkap Sudirman Said.
Menurut dia, guru adalah ujung tombak dari pendidikan dan berlangsungnya roda pembelajaran. Jika tingkat kesejahteraan guru rendah, akan berimbas pada tak maksimalnya kualitas pendidikan.
Pembangunan Manusia
Sudirman menyebut pembangunan manusia harus di atas dari prioritas pembangunan sektor lainnya. "Saya lebih memilih membangun manusia terlebih dahulu daripada membangun semen, kita akan tata ulang APBD, infrastruktur penting, tapi manusia harus kita bangun," ucapnya.
Pembangunan manusia melalui pendidikan, lanjutnya, akan membentuk karakter siswa yang memiliki budi pekerti yang baik. Hal itu sekaligus menghindari hal-hal yang kurang baik dalam dunia pendidikan di Jateng.
"Jika pembangunan manusia ini berjalan baik, maka tidak ada lagi masalah-masalah dalam dunia pendidikan, seperti siswa mem-bully atau menganiaya gurunya, dan berbagai persoalan pendidikan lain yang akhir-akhir ini mencuat," jelasnya.
Dari sisi keterampilan adalah mendorong berdirinya sekolah-sekolah vokasi di Jateng. "Di 22 janji kerja saya dan Mbak Ida, kami mendorong sekolah vokasional yang memprioritaskan dan menghasilkan produksi lokal, jika ini terjadi dan terlaksana, maka dalam waktu 5 tahun terjadi perubahan skill set di dunia pendidikan kita," ucap Sudirman.
Â
Reporter: Dian Ade Permana
Sumber: Merdeka.com
Advertisement