Liputan6.com, Bogor - Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyambangi Pasar Ciawi, Bogor. Dalam blusukannya banyak hal heboh yang terjadi, mulai dari diminta tanda-tangan casing handphone sampai ibu hamil minta dielus perutnya.
"Semoga anak saya nanti ketularan ganteng, humoris, baik dan kelak jadi gubernur," tutur pedagang bernama Eci Herawati (30), seperti dituturkan dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (16/3/2018).
Baca Juga
Dia mengaku sering mengikuti perkembangan berita pria yang kerap disapa Emil ini melalui instagram Ridwan Kamil. Eci merasa senang sekali karena bisa bertemu, berswafoto, ngobrol langsung dan sekaligus dielus perutnya yang tengah hamil oleh Emil.
Advertisement
Seperti biasanya, kehadiran Emil di setiap keramaian menjadi magnet warga untuk berswafoto. Termasuk di Pasar Ciawi, banyak pedagang dan pembeli berebut swafoto dengan Wali Kota terbaik versi Kemendagri tahun 2017 ini.
"Senang banget Kang Emil datang ke sini. Beliau bobotoh yang sangat dekat dengan Persib. Mudah-mudahan beliau bisa jadi Gubernur, supaya Jabar juara, Persib juga juara," kata pedagang beras, Andrik (24), dengan antusias.
Pasar Ciawi adalah pasar kedua yang dikunjungi Emil selama kampanye 2 hari di kota Hujan. Kamis kemarin, Ridwan Kamil mengunjungi Pasar Cisarua, Puncak, Kabupaten Bogor.
Ridwan Kamil mengapresiasi sambutan warga atas kedatangannya ke pasar itu. Dia bersyukur banyak warga Bogor sudah mengenal pasangan Rindu.
"Bisa disaksikan tadi 70 persen yang dilewati pada minta foto. Ini artinya pengetahuan tentang pasangan Rindu, Alhamdulillah baik di sini. Saya juga sekaligus bisa mengenal karakter orang Sunda yang suka heureuy (bercanda)," ujar Emil.
Menurut Emil, kunci kemenangan Rindu ada di Bogor karena Daftar Pemilih Tetap (DPT) jumlahnya mencapai 3,6 juta. "Jadi kalau bisa menang di sini 50 persen, Insya Allah menjamin menang di tingkat provinsi," ucap Ridwan Kamil.
Â
Ingin Tata Stasiun dan Terminal
Selain ke pasar, Ridwan Kamil juga mendapat keluhan warga terkait kondisi stasiun dan terminal yang umumnya menjadi sumber kemacetan, kekumuhan dan tidak tertata dengan baik. Dia memiliki solusi untuk menata kawasan stasiun dan terminal yang ada di Jawa Barat.
"Kebetulan penataan kawasan adalah tesis saya waktu studi S2 dulu, jadi kalau saya boleh gambarkan, kawasan terminal dan stasiun itu seperti kue lapis, semua fungsi dan aktivitas warga dapat dikumpulkan di terminal dan stasiun," ungkapnya usai blusukan di Bogor, Kamis 15 Maret.
Ditambahkan Ridwan, keterpaduan kawasan akan membuat kehidupan warga menjadi efisien. "Istilah kerennya adalah TOD, Transit Oriented Development," jelas dia.
Ridwan yang berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum ini mengatakan bahwa stasiun seharusnya menjadi kawasan yang serba ada.
"Stasiun menjadi tempat yang mengakomodasi semua kebutuhan warga, di sana bisa ada pasar, apartemen, hotel yang membuat kehidupan warga lebih produktif karena jika mau belanja tinggal turun ke bawah, yang menyediakan semua kebutuhan warga," ujar peraih gelar Master of Urban Design dari University of California Berkeley ini.
Emil pun mencontohkan saat dirinya bekerja di Hong Kong dulu. "Saat bekerja di Hong Kong dulu, saya tinggal di atas stasiun. Saat berangkat kerja, saya turun ke bawah melalui mall. Perlu naek kereta tinggal ke basement, belanja pun pasarnya tidak jauh dari apartemen," katanya.
Emil menjelaskan, konsep TOD ini adalah salah satu konsep yang akan diaplikasikan untuk menata stasiun dan terminal jika nanti dirinya terpilih menjadi Gubernur.
"Stasiun itu lokasinya strategis, secara properti mahal, sudah mahal fungsinya cuma satu, dalam teori properti ini mubazir," tegas dia.
Dia memohon doa kepada warga, ia dapat melahirkan satu konsep TOD di stasiun dan terminal-terminal di Jawa Barat, saat terpilih sebagai gubernur.
Meski demikian, gagasan penataan stasiun dan terminal ini, nantinya akan disampaikan Ridwan jika terpilih sebagai gubernur, kepada pemerintah kota/kabupaten, dan Kementerian Perhubungan, karena pengelolaan tempat-tempat ini sejatinya adalah kewenangan mereka.
"Per hari ini (gagasan tersebut) belum bisa saya wujudkan karena meyakinkan agar gagasan ini dapat direalisasikan masih di luar kendali keputusan saya," kata Ridwan Kamil.
Advertisement