Sukses

Elektabilitas Khofifah-Emil Naik, Tugas Gus Ipul-Puti Makin Berat

Survei Litbang Kompas beberapa waktu lalu menyebutkan Pasangan Khofifah-Emil unggul tipis 0,5 persen dari Saifullah Yusuf-Puti Guntur di Pilkada Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Survei Litbang Kompas beberapa waktu lalu menyebutkan Pasangan Khofifah-Emil unggul tipis 0,5 persen dari Saifullah Yusuf-Puti Guntur di Pilkada Jawa Timur.

Pengamat politik Universitas Airlangga, Fahrul Muzaqqi menilai, kompetensi Khofifah-Emil yang sudah terbukti di bidangnya masing-masing memiliki potensi naiknya elektabilitas Khofifah dan Emil.

Persentase elektabilitas tersebut terbukti dari beberapa survei sebelumnya.

"Gus Ipul dan Mbak Puti yang dihadapi adalah Bu Khofifah dan wakilnya yang sama-sama potensi elektabilitasnya, potensi untuk terus naiknya sangat besar," ujar Fahrul, Jumat (16/3/2018). .

Khofifah merupakan Menteri di dua era Presiden berbeda. Di kabinet kerja, Khofifah diberi mandat sebagai Menteri Sosial dan sebelumnya dipercaya sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan pada era Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid.

Khofifah juga pernah menjabat sebagai pimpinan DPR dan kerap menjadi delegasi Indonesia di sidang PBB menyuarakan emansipasi wanita.

Kemudian, wakilnya Emil Dardak merupakan Bupati termuda yang juga doktor termuda bidang Ekonomi Ritsumeikan Asia-Pacific. Suami Arumi Bachsin ini juga pernah menjadi anggota dari World Bank University.

Fahrul menjelaskan, pengaruh politik budaya alias primodialisme masyarakat Jawa Timur akan menjadi tantangan bagi Puti. Sebab, Puti dinilai bukan dari kalangan masyarakat Jawa Timur.  "Mbak Puti di lingkungan Jawa Timur masih baru. Beliau bukan asli Jawa Timur," katanya.

Dia juga menyebut suara kaum milenial bisa dimanfaatkan Emil buat meraup tambahan suara.

"Jadi celah itu bisa sangat dimanfaatkan Pak Emil, pasangan bu Khofifah untuk semakin memaksimalkan elektabilitasnya," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Belum ada Tren Naik

Lebih lanjut dia menilai potensi pertarungan kuat antara kedua pasangan calon terjadi saat Gus Ipul masih berpasangan dengan Azwar Anas.

Dia melihat setelah Azwar Anas diganti Puti, belum ada kenaikan signifikan elektoral bagi pasangan nomor dua tersebut.

"Saya belum merasakan dan belum menemukan bagaimana kemudian tren kenaikan dari Gus Ipul. Jadi ini tugas yang berat untuk pasangan nomor dua," katanya.

Dia juga melihat digantinya Anas dengan Puti menjadi masalah di kubu pasangan nomor urut dua. "Karena tetap ada simpul-simpul yang sudah menaruh harapan jadi kecewa, semakin antipati karena digantinya Anas," kata dia.

Penulis: Mardani 

Sumber: Merdeka.com