Liputan6.com, Majalengka - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Deddy Mizwar berjanji akan mendorong potensi rotan Majalengka agar berorientasi ekspor. Oleh karenanya, Deddy berharap para pengerajin rotan bisa lebih meningkatkan kreatifitas dan inovasi pengembangan produk serta memiliki daya saing.
"Kreafititas dan inovasi produk harus semakin dikembangkan, ini penting agar para perajin rotan Majalengka ini bisa berdaya saing," kata Deddy melalui siaran persnya, Sabtu (18/3/2018).
Deddy Mizwar mengatakan potensi kerajinan rotan Majalengka sangat laik dikembangkan. Terlebih, dengan dukungan akses transportasi rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati.
Advertisement
"Namun demikian potensi tersebut harus lebih digali lagi," ucap dia.
Dengan beroperasinya bandara Kertajati dan Pelabuhan Patimban, Subang, maka ke depannya para pengerajin bisa memiliki pintu untuk mengekspor produknya.
"Insyaallah ada pelabuhan Patimban 2020. Jadi tidak harus kirim lewat Tanjung Priok Jakarta, ada Patimban nantinya. Daya saing tadi karena transportasi lebih murah. Apalagi di Majalengka, ada BIJB, sehingga transportasi jadi lebih murah dan berdaya saing tinggi," ucap Deddy Mizwar.
Â
Kendala Daya Saing
Saat ini, kata Deddy, salah satu kendala daya saing pengerajin yang belum kompetitif dikarenakan ongkos transportasi yang mahal.‎ Hal tersebut disebabkan tingginya biaya operasional dan ekspor.
"Masa ekspor harus ke Jakarta dulu, artinya Jabar belum mandiri. Tapi ke depan membuat kemandirian Jabar, international airport ada di Majalengka, dan pelabuhan ada. Kita harapkan nanti industri rotan bisa jauh lebih berkembang dan bisa jadi kunjungan wisata, " kata dia.
Sementara itu koordinator perajin rotan Majalengka, Kadi Kardi mengatakan, rotan di Majalengka saat ini sudah setaraf dengan pusat industri lainnya, seperti halnya kerajinan rotan Cirebon, Jogja, dan Solo. Dia berharap ada dorongan dan perhatian dari pemerintah dalam mendorong pengembangan SDM perajin rotan di Majalengka.
"Sekarang ini kerajinan rotan Majalengka sudah diakui. Hanya saja masalah SDM-nya saja, karena tenaga kerja terampilnya masih kurang," ujar dia.
Advertisement