Sukses

Tanpa Canggung, Edy Rahmayadi Ngopi di Posko Pemenangan JR Saragih

Calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bersama sang istri Nawal Lubis bersantai di Warung Kopi (Warkop) yang ternyata merupakan Kantor Tim Relawan Pemenangan JR Saragih.

Liputan6.com, Aek Kanopan - Calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bersama sang istri Nawal Lubis bersantai di Warung Kopi (Warkop) yang berada di Jalan Sudirman, Kota Aek Kanopan, Sumatera Utara. Keduanya bersantai usai blusukan ke Pasar Inpres Aek Kanopan, Labuhan Batu Utara (Labura).

Kehadiran Edy tidak hanya menjadi pusat perhatian masyarakat di sepanjang jalan. Aksi mantan Pangkostrad ini juga mendapat simpati dari masyarakat saat tiba di warung kopi yang terpajang poster JR Saragih.

Berdasarkan informasi, bangunan warkop tersebut merupakan Kantor Tim Relawan Pemenangan JR Saragih. JR Saragih sendiri sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penggunaan dokumen palsu saat pencalonan sebagai Gubernur Sumut 2018.

"Kita salut lihat Bapak Edy, meskipun beliau tahu itu warung tempat relawan JR Saragih, mau juga dia minum di situ," ujar salah seorang pengemudi becak yang melihat Edy Rahmayadi masuk ke dalam warung sambil memegang tangan istrinya, Rabu (21/3/2018).

Kedatangan Edy Rahmayadi disambut masyarakat yang sejak awal berada di warung sambil bersalaman dan foto bersama. Tak terlihat sedikit pun rasa canggung dari wajah sang purnawirawan Jenderal Bintang Tiga itu saat melayani sejumlah pertanyaan masyarakat.

Bahkan Edy tak segan-segan membayar minuman dan makanan para pengunjung di Warkop tersebut. Penjual minuman di warkop, Anto mengaku senang kalau warungnya kedatangan salah seorang Calon Gubernur Sumut.

"Terkejut juga Pak Edy Rahmayadi singgah. Mudahan-mudahan Pak Edy sukses selalu," kata Anto.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Antisipasi Lonjakan Harga

Sementara itu, Edy meminta kepada Pemerintah Daerah atau Pemda untuk sigap mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan harga kebutuhan pokok jelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

"Saya berharap pemerintah hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mengantisipasi lonjakan harga, sehingga tidak menambah beban masyarakat," ucap Edy saat blusukan ke Pasar Inpres Aek Kanopan.

Dia menilai, kenaikan harga kebutuhan pokok jelang perayaan hari besar bisa terjadi lantaran tingginya permintaan masyarakat. Hal ini, kata Edy, mengakibatkan ketersediaan barang menjadi minim.

"Pemerintah harus bisa memastikan ketersediaan bahan pokok di tengah tingginya permintaan," kata dia.

Diungkapkan Edy, tidak kalah pentingnya pengawasan terhadap spekulan nakal yang saat ini sengaja menimbun kebutuhan pokok untuk mencari keuntungan lebih juga perlu mendapat perhatian.

"Kita harap Tim pengendali Inflasi daerah (TPID) dapat menekan lanju inflasi di daerah dan bekerjasama dengan penegak hukum mengawasi distribusi kebutuhan pokok agar tidak bermainnya para spekulan nakal. Termasuk juga sikap tanggap untuk menggelar pasar murah saat kondisi harga di pasar mulai tidak stabil bersama bulog," paparnya.

Kemudian ketersediaan infrstruktur jalan yang baik juga diakui Edy berpengaruh terhadap harga kebutuhan pokok. Karena, kata dia, masih banyak daerah di Sumut yang jalannya buruk dan sulit dijangkau, sehingga menambah cost operasional pengiriman barang dan berujung pada kenaikan harga barang.

Edy juga mengharapkan bahwa pengeolaan pasar-pasar tradisional di Sumut lebih baik lagi sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat.

"Kalau pasar tradisional kita nyaman tentu orang-orang yang belanja juga senang. Jadi pasar-pasar tradisional ini harus tertata rapi sehingga dapat bersaing dengan pasar-pasar modern," Edy menandaskan.

Edy dan sang istri, Nawal Lubis, disambut antusias para pedagang dan juga masyarakat yang berbelanja. Mereka bahkan sempat membeli beberapa kebutuhan pokok seperti bawang merah, daging kambing, tomat dan cabai merah.