Liputan6.com, Kupang- Angka kematian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal NTT di luar negeri sungguh memperihatinkan. Sepanjang 2018 saja, menurut data BNP2TKI, sedikitnya 18 TKI asal Flobamora meninggal di Malaysia.
Siapa saja pasti akan merasa iba dengan kenyataan ini. Tidak terkecuali Cawagub NTT, Emilia Julia Nomleni. Sebagai seorang perempuan, Mama Emi, sapaan akrabnya, merasa teriris hatinya setiap mendengar kabar duka soal pejuang devisa.
"Sebagai perempuan, saya merasa iba. Namun sebagai politisi, saya harus mencari jalan keluarnya," katanya, Jumat (23/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Berbeda dengan politisi lain, yang kadang memberikan janji setinggi langit kepada masyarakat soal TKI, Mama Emi tidak ingin memberikan janji yang muluk-muluk kepada masyarakat NTT.
"Saya paham betul bagaimana sistem kerja birokrasi kita," kata Mama Emi tentang birokrasi urusan TKI sangat buruk saat ini.
Menurut pasangan paket Marianus Sae-Mama Emi (MaMa) ini, birokrasi membuat segala urusan menjadi lama dan lambat. Pelayanan yang bertele-tele juga membuat masyarakat menjadi apatis.
Namun Mama Emi memaparkan, kekerasan terhadap TKI bisa dikurangi jika semua elemen yang berkepentingan dari bawah sampai atas bisa bekerja sama.
"Tidak mungkin seorang pemimpin bekerja sendiri menangani sebuah masalah. Kalau terjadi masalah, tentu ada bagian-bagian yang, mungkin saja, kerjanya belum terlalu maksimal," ujarnya.
"Sosialisasi harus dilakukan terus-menerus. Penyadaran kepada masyarakat lebih penting, dari pada janji yang muluk-muluk," tegasnya.
Tekad Mulia Atasi Persoalan Pendidikan NTT
Persoalan pendidikan di NTT memang hal yang lumrah, jauh dari ekspektasi nasioanal. Kondisi itu, membuat paket Marianus Emi (MARHAEN) , menjadikan pendidikan sebagai salah satu program prioritas dari empat program inti, yaitu Infrastruktur, kesehatan pendidikan dan ekonomi.
Sederhana memang, tapi menyentuh langsung kebutuhan rakyat. Paket dengan tagline Marhaen ini, tidak semata beretorika politik, namun hal ini telah terbukti ketika Marianus Sae memimpin Ngada, dengan ia melakukan kebijakan politik anggaran kabupaten Ngada, Ngada berhasil keluar dari zona keterbelakangan.
“Itulah yang mendorong paket marhaen berkomitmen akan fokus pada pendidikan selain Infrastruktur, kesehatan dan ekonomi karena dipandang pendidikan menjadi kebutuhan dasar sekaligus menjadi stasiun dizaman now,” ujar Emi saat mengunjungi masyarakat Desa Kiufatu, Kecamatan Kualin,Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), Jumat (23/3/2018).
Dia mengatakan, komitmen itu siap dijalankan jika masyarakat memberi kepercayaan kepada Paket Marhaen. Dia juga bertekad menyelesaikan persoalan ekonomi yang bersinggungan dengan pendidikan.
“Pendidikan di NTT masih jauh dari harapan, jangan sampai anak-anak kita putus sekolah. Saya tahu benar persoalan pendidikan ataupun ekonomi, itulah sebabnya hari ini saya berdiri disini, saya pastikan paket Marhaen akan mampu menyelesaikan persoalan in,” imbuh Emi.
Advertisement