Sukses

Langkah Berat KPU Penuhi Target Partisipasi Pemilih Pilkada 2018

Target persentase partisipasi yang lebih rendah dibanding target nasional itu dipengaruhi oleh berbagai kendala. Salah satunya adalah banyaknya buruh migran

Liputan6.com, Banyumas - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyumas, Jawa Tengah menarget partisipasi pemilih dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 sebesar 72 persen. Angka ini di bawah target partisipasi nasional sebesar 77,5 persen.

Target persentase partisipasi yang lebih rendah dibanding target nasional itu dipengaruhi oleh berbagai kendala. Salah satunya adalah banyaknya buruh migran dan perantauan luar kota yang cenderung tak menggunakan hak pilihnya.

Jumlah buruh migran luar dan dalam negeri Banyumas mencapai 100 ribu lebih. Angka ini adalah sekitar 8-9 persen jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Banyumas. Menilik pengalaman Pilkada sebelumnya, partisipasi pemilih 72-75 persen adalah angka yang realistis.

Pada Pilgub Jateng 2013, tingkat partisipasi pemilih di Banyumas hanya berkisar 59 persen. Adapun pada pemilihan bupati (Pilbup) 2013, partisipasi pemilih adalah 70 persen.

“72 sampai 75 persen itu sudah sangat bagus. Ya meski tidak sampai 77,5 persen. Angka 75 persen itu sudah terhitung optimal,” kata Ketua KPU Banyumas, Unggul Wasriadi, kepada Liputan6.com, Kamis, 5 April 2018.

Rendahnya partisipasi Pilgub Jateng 2013 disebabkan apatisme atau tak hiraunya masyarakat kepada Pilkada. Pasalnya, hingar bingar Pilgub tak dirasakan hingga pelosok.

2 dari 3 halaman

Upaya KPU Dongkrak Partisipasi Pemilih

Namun, pada Pilbup Banyumas 2013, partisipasi meningkat. Sebab itu, dia berharap pertisipasi pemilih pada Pilkada serentak 2018 ini meningkat lantaran Pilgub Jateng dan Pilbub Banyumas digelar bersamaan.

“Kalau menghitung partisipasi berdasar daftar pemilih, itu memang angka partisipasi cenderung segitu, 70-an persen,” ucapnya.

Karenanya, KPU Banyumas berupaya menggenjot partisipasi pemilih dengan menggelontorkan beragam sosialisasi. Pemilih pemula pun tak luput dari pantauan. Sebabnya, jumlahnya semakin bertambah.

Kelompok minor dan rentan pun peroleh porsi sosialisasi, misalnya kelompok disabilitas atau kelompoik adat. Itu termasuk sosialisasi untuk kaum marginal, misalnya warga binaan rumah tahanan atau Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

Unggul hakul yakin, di luar buruh migran, kendala partisipasi pemilih lainnya bisa diantisipasi. Daerah pelosok misalnya, bisa diantisipasi dengan mendekatkan TPS ke wilayahnya.

Begitu pun dengan pemilih kelompok minor, seperti penderita disabilitas yang juga sudah diantisipasi dengan sosialiasi per rumah dan pembangunan TPS yang ramah disabilitas.

3 dari 3 halaman

Partisipasi Pemilih di Cilacap

Bahkan, dia menyebut tingkat partisipasi di daerah pelosok, misalnya pegunungan, justru tinggi. Masyarakat di daerah pelosok cenderung lebih mudah menerima sosialisasi oleh petugas dibandingkan masyarakat perkotaan (urban).

Daftar Pemilih Sementara (DPS) Banyumas untuk Pilkada Serentak ini adalah 1.331.760 orang.

Senada dengan Unggul, Anggota KPU Cilacap, Achmad Kholil menerangkan, partisipasi pemilih amat dipengaruhi keberadaan si pemilih. Pasalnya, banyak ditemui, seseorang terdaftar di DPT, namun keberadaanya di luar kota.

Cilacap adalah penyumbang buruh migran terbanyak di Jawa Tengah dan keempat di Indonesia. Itu masih ditambah dengan perantauan dalam negeri yang enggan pulang untuk menunaikan hak pilihnya.

Tiap tahun, Cilacap memberangkatkan sekitar 12 ribu buruh migran. Sebagian besar menuju ke tiga negara favorit, Hongkong, Taiwan dan Singapura.

Sebelumnya KPU Cilacap sudah menetapkan DPS Pilgub Jateng 2018 sebanyak 1.449.309 orang. Penetapan DPT bakal dilakukan pada akhir April 2018 ini.