Liputan6.com, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) punya alasan menolak masuk koalisi mendukung Joko Widodo atau Jokowi sebagai Presiden 2019 hingga lima tahun ke depan.
Pasalnya, kata Presiden PKS Sohibul Iman, PKS diyakini susah dilirik oleh Jokowi untuk mencarikan pasangannya meskipun sudah miliki sembilan nama.
Baca Juga
"Ini persoalannya hitung-hitungan rasional politik. Pak Jokowi didukung sembilan partai, ada sekian cawapres, nah kalau kami masuk di situ, boro-boro jadi capres, jadi cawapres pun enggak mungkin. Padahal amanat majelis syuro jadi capres atau cawapres. Ini bukan masalah like atau dislike, tapi hitungan rasional politik, gitu aja," kata Sohibul usai hadiri acara di Bukit Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (8/4).
Advertisement
Saat ini, kata Sohibul Iman, pihaknya tengah menggodok nama-nama yang akan disodorkan kepada Prabowo Subianto untuk mendampinginya.
"Sampai hari ini keputusan majelis syuro hanya calonkan yang sembilan itu (cawapres). Kemudian kami diminta mencari siapa mitranya," ujarnya.
Dalam hal itu, lanjutnya, PKS legowo apabila nanti hanya menjadi cawapres.
"Kalau mau berkoalisi dengan kami inilah calon dari kami. Kami tahu diri, kami tujuh persen, pak Prabowo 13 persen, udah pasti capresnya dari beliau kita cawapres," Sohibul memungkasi.
Reporter: Ronald
Sumber: Merdeka.com