Sukses

Usai Debat Pertama Pilgub NTT, Mama Emi Kian Percaya Diri

Debat Cagub dan Cawagub NTT pertama sangat berkesan buat Emelia Nomleni. Bagaimana tidak, tampil seorang diri, satu-satunya kandidat perempuan itu malah menjadi pusat perbicangan di media sosial Twitter.

Liputan6.com, Kupang - Debat Cagub dan Cawagub NTT pertama sangat berkesan buat Emelia Nomleni. Bagaimana tidak, tampil seorang diri, satu-satunya kandidat perempuan itu malah menjadi pusat perbicangan di media sosial Twitter.

Menanggapi hal itu, Mama Emi, sapaan akrabnya, mengaku makin percaya diri. "Percaya diri bahwa kita sama-sama bisa bertanding dengan laki-laki, meski saya perempuan sendiri," kata Mama Emi di Larantuka, NTT, Selasa (10/4).

Mama Emi mengatakan, sejak awal dia dan tim sudah mempunyai kepercayaan diri sendiri. Karena kalau tidak percaya diri, kata Mama Emi, dia tidak akan bisa bangkit dari masalah yang menerpa pasangannya, Marianus Sae.

"Dari awal kita sudah siap dengan kondisi itu," tegas politikus PDI Perjuangan ini.

Untuk diketahui, Debat Cagub dan Cawagub NTT 2018 yang disiarkan secara langsung dari studio iNews, Jakarta, Kamis (5/4) malam, mendapat sorotan nasional. Hal ini terlihat dari percakapan di media sosial Twitter yang banyak membahas pasangan nomor urut 2, Marianus Sae-Emelia Nomleni.

Pada pukul 20.00 Wib atau setelah sejam siaran langsung debat dimulai, hastag #NTT2MarianusEmi bertengger di urutan ke-4 trending topic nasional. Sementara di posisi pertama sampai ketiga berturut-turut, #PolitikCakImin, #2019JokowiPresidenKU, #JODOHWASIATBAPAK573.

Bukan tanpa alasan Marianus Sae-Emelia Nomleni menjadi trending topic. Walau tanpa didampingi Marianus, penampilan Mama Emi, sapaan akrab Emelia, sangat memukau para hadirin.

"NTT butuh pemimpin yang terus hadir, dekat dan melayani dengan hati," kata Mama Emi saat Debat yang disambut riuh pendukungnya.

2 dari 2 halaman

Sekolah Gratis

Cawagub NTT nomor urut 2, Emelia Nomleni, menyoroti tentang masalah pendidikan yang ada di NTT. Baginya, sekolah gratis tidak berguna jika tidak didukung oleh fasilitas yang memadai.

"Kalau bicara gratis gampang. Kalau sekolah mau rubuh, gratis tidak ada guna. Kalau guru-guru tidak ada, gratis tidak ada guna," kata Mama Emi, sapaan akrabnya, di hadapan seribuan warga Desa Liwo, Kecamatan Solor Timur, Kabupaten Flores, Selasa (10/4).

Untuk sampai ke desa ini, Mama Emi harus menempuh satu setengah jam perjalanan laut dengan kapal kayu. Tiba menggunakan baju putih dan sarung khas NTT, Mama Emi disambut tarian-tarian khas daerah setempat.

Dalam kampanyenya, Mama Emi menyampaikan pemenuhan fasilitas pendidikan adalah bagian dari program NTT Berdaya yang diusungnya bersama Marianus Sae.

"NTT Berdaya adalah program terpadu yang difokuskan pada kesehatan, pendidikan, pemberdayaan, serta perlindungan perempuan dan anak," kata Mama Emi.

Khusus untuk pendidikan, kata Mama Emi, jika nantinya dipercaya rakyat untuk memimpin NTT, dia akan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Sebab, sesuai undang-undang, Pemerintah Provinsi bertaggung jawab untuk tingkat SMA/SMK, sedangkan Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung jawab di tingkat SD dan SMP.

"Kita harus duduk bersama bupati dan walikota. Kami akan lakukan ini. Tapi kalau bupati dan walikota bilang kita tidak butuh itu, ya kita tidak akan lakukan," kata perempuan berambut putih ini.

Mama Emi mengatakan, pemerintahan di setiap level tidak bisa berdiri sendiri-sendiri. Oleh karenanya, agar bisa berjalan dengan baik, pemerintahan daerah sebaiknya dipimpin oleh orang mempunyai visi yang sama dengan Presiden Jokowi.

"Supaya urusannya satu, urusannya bisa berjalan. Pipa kalau jalannya bengkok-bengkok, bagaimana rakyat bisa mendapatkan apa yang dia butuhkan? Tapi kalau dia lurus, pemerintahan daerah mendukung pusat, akan lebih baik lagi," kata politikus PDI Perjuangan, partai pendukung Jokowi ini.