Liputan6.com, Medan - Calon Gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat mengatakan Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam Indonesia yang kaya raya. Kaya dengan suku dan agamanya berbeda, sehingga tidak boleh ada upaya untuk menyeragamkan, menjadikan Indonesia homogen, karena bertentangan dengan Pancasila.
"Saya memang orang Jawa, saya Muslim. Meskipun saya Jawa dan Muslim, tapi disatukan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita saudara sebangsa dan setanah air," kata Djarot yang berpasangan dengan saat menghadiri Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) PDIP Kota Gunung Sitoli, Nias, Rabu (11/4/2018).
Dalam kesempatan itu, Djarot menyampaikan rasa syukur karena memiliki beragam suku, budaya yang belum tentu dimiliki oleh bangsa lain.
Advertisement
"Keanekaragaman budaya, suku, agama itulah sesungguhnya kekayaan kita," sebut Djarot Saiful Hidayat.
Djarot menambahkan, ada pepatah mengatakan, lain lubuk lain ikannya, di mana tanah (bumi) dipijak di situ langit dijunjung.
"Itu pulalah makna semboyan bangsa kita," ujarnya.
Di akhir sambutannya, Djarot pun berharap mendapat dukungan dari masyarakat maupun seluruh kader partai pengusung PDIP dan PPP memenangkan pasangan nomor urut 2 pada Pilgub Sumut 27 Juni 2018 mendatang.
"Membangun Sumut yang hebat, bersih dan transparan tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Ini janji kami," tegas Djarot Saiful Hidayat.
Â
Bangun Sumut Tanpa ‘Potong Atas’
Djarot juga berkomitmen untuk menciptakan Sumatera Utara bersih dan transparan. Komitmen akan dibuktikannya jika masyarakat memberikan amanah dan kepercayaan menjabat gubernur pada Pilkada 27 Juni 2018 mendatang.
Djarot menegaskan istilah ‘potong atas’ yang populer di kalangan birokrat menjadi perhatian khusus bagi dirinya. Menurutnya, kebiasaan tersebut membuat lambatnya proses pembangunan.
"Tidak ada istilah ‘potong atas’. Serupiah pun tidak ada potongan bila kita memberikan bantuan dari provinsi ke daerah," tegas Djarot.
Djarot menyebutkan sangat hafal kasus seperti ini. "Saya sudah dua kali menjabat di Blitar jadi sudah tahu permainannya," ucapnya.
Djarot menceritakan saat dirinya menjabat wali kota, sempat memberikan bantuan kepada kota lain seperti Bekasi. "Tidak ada satu perak pun yang dipotong dari bantuan itu," Djarot memungkas.
Advertisement