Liputan6.com, Bandung - Petani ubi Cilembu meminta kepada calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, jika kelak terpilih sebagai pemimpin Jabar dapat membuat peraturan gubernur tentang cukai untuk ubi Cilembu. Tujuannya agar petani bisa mandiri dengan cukai tersebut.
"Dengan cukai Rp 100 per kilogram misalnya, dan kemudian dikembalikan lagi ke petani dapat membuat petani mandiri," ujar Ketua Asosiasi Agro Bisnis Ubi Cilembu (Asaguci) Hadie Guna saat dikunjungi Ridwan Kamil di Desa Cilembu, Pamulihan, Sumedang, Jumat, 13 April 2018.
Baca Juga
Menurut dia, jika ubi Cilembu sudah menjadi produk unggulan nasional, maka cukai sangat dibutuhkan untuk membangun infrastruktur di kawasan perkebunan. Potensi ekonomi dari ubi Cilembu sangat besar, sehari dihasilkan 60-70 ribu ton ubi Cilembu.
Advertisement
Ubi yang ditanam oleh sekitar 6.000 petani di 4 kecamatan di Sumedang, yakni Rancakalong, Tanjungsari, Pamulihan, Sukasari ini dipasarkan ke Jatim, Jateng, Bali, hingga Bima. Bahkan diekspor ke Hongkong, Singapura, Malaysia, Korea, dan Jepang.
Menanggapi hal itu, Ridwan Kamil menyatakan, ubi Cilembu adalah produk istimewa, selain tahu Sumedang. Ubi ini luar biasa, petani bisa sejahtera dengan ubi ini. Dari satu hektare kebun ubi, pendapatan petani Rp 10 juta per bulan.
"Itu baru produk dasarnya saja. Belum lagi kalau olah, misalnya dibuat pasta. Ini favorit orang Jepang. Di Jepang harga ubi Cilembu Rp 200 ribu per kg. Ini menandakan potensi ekspornya luas biasa," kata Emil sapaan akrab Ridwan.
Ubi Cilembu Kang Emil
Ridwan Kamil mengatakan, sebagai calon gubernur, dia akan membuat pusat packaging produk UKM.
"Ini contohnya sudah saya buat. Inilah yang akan mendua kalipatkan keuntungan bagi pelaku UMKM," ujar Emil sambil memperlihatkan contoh kemasan yang dibuatnya.
Tugas gubernur, menurut dia, adalah membuat sistem, bagaimana mereka bisa mengakses modal, membuat packaging yang bagus, hingga menembus pasar ekspor, tanpa perusahaan orang lain, tapi oleh perusahaan milik pengusaha orang Sumedang sendiri.
Khusus untuk cukai, kata dia, kalau bisa dipenuhi hasilnya bisa dikembalikan lagi ke petani. Untuk infrastruktur dan pengembangan perkebunan ubi Cilembu.
"Saya yakin dengan kerja kolaboratif dan inovasi antara pemerintah dan masyarakat, Sumedang dengan ubi Cilembunya bisa jadi daerah percontohan yang sejahtera oleh produk agrikultur," ucap Ridwan Kamil.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Identitas Ubi Cilembu Harus Dilindungi
Ketua Asosiasi Agro Bisnis Ubi Cilembu (Asaguci) Hadie Guna mengatakan, banyak petani ubi merasa kecewa karena banyak ubi di luar IG Sumedang mengaku-ngaku sebagai ubi Cilembu.
Karena itu, petani berharap diberi fasilitas bantuan hukum agar persoalan ini bisa diselesaikan. Kepada Ridwan, Hadie meminta agar kelak jika Ridwan Kamil terpilih sebagai pemimpin Jabar bisa melindungi wilayah IG ubi Cilembu.
Mendengar keluhan tersebut, Ridwan berkomitmen memberikan pendampingan hukum agar produksi hak paten ubi Cilembu tetap terjaga. Ubi Cilembu sudah terdaftar dalam IG ubi Cilembu Sumedang sehingga pelabelannya harus dilindungi.
"Bantuan hukum, kita pelajari untuk memastikan enggak ada yang ngaku-ngaku jual ubi Cilembu dari Sumedang, padahal ditanam di daerah lain sehingga membohongi konsumen. Produknya sama padahal tanah dan cuaca menentukan rasa," ucap wali kota terbaik dunia tahun 2014 ini.
Selain itu, Emil berkomitmen untuk membantu memasarkan komoditi unggulan Sumedang ini. Caranya, dengan marketing digital, memasarkan produk ini melalui online. Tapi syaratnya produk dan kemasannya harus bagus.
"Kalau produk pasti bagus, nah kita harus bikin bagus pula packagingnya agar harganya bisa bersaing," ujar penerima 310 penghargaan.
Untuk itu, lanjut Emil, gubernur atau bupati bisa memfasilitasi pelatihan SDM petani dan pelaku UMKM dalam hal pengolahan ubi Cilembu, membuat kemasan yang menarik, membantu permodalan, hingga melatih petani membuat aplikasi online untuk menjual produknya secara digital.
"Komitmen kami memastikan produk unggulan petani bisa mensejahterakan petani melalui program Rindu (Ridwan Kamil - Uu) yakni, pertanian berkelanjutan. Dimana petani menerima manfaat berkelanjutan dari hasil pertaniannya," ucap Emil.Â
Advertisement