Sukses

Dedi Mulyadi Janjikan Sertifikasi Keahlian bagi Pelajar Jabar

Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjanjikan pemberian sertifikasi keahlian dalam dunia pendidikan dengan mengandalkan potensi dan kearifan lokal.

Liputan6.com, Garut - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjanjikan pemberian sertifikasi keahlian dalam dunia pendidikan dengan mengandalkan potensi dan kearifan lokal.

"Kita harus sederhanakan pendidikan, bagaimana kita arahkan pendidikan berbasis profesi," ujar dia saat kunjungannya ke Kabupaten Garut, Senin (16/4/2018).

Tingginya kebutuhan dunia kerja terhadap lulusan yang bisa langsung bekerja sesuai keahlian, tidak bisa dihindarkan lagi. Saat ini ujar dia, pendidikan dasar dalam negeri masih mengandalkan pemahaman teori dibanding aplikasi.

"Jadi, nanti pendidikan perguruan tinggi kita jangan terlalu banyak beban mata kuliahnya," kata Dedi Mulyadi.

Menurut dia, jajaran eksekutif suatu wilayah yang dinakhodai gubernur dan wakilnya, memiliki kewenangan penuh dalam mengatur dan mengontrol kebijakan dunia pendidikan yang dinilai efektif bagi masyarakat.

Mantan Bupati Purwakarta ini mencontohkan wacana SD 9 tahun penggabungan dari SMP di Jawa Barat. Upaya itu untuk mensiasati minimnya fasilitas pendidikan di satu wilayah, sehingga saat lulus, siswa bisa langsung melanjutkannya ke jenjang SMA/SMK sederajat.

"Nanti bicara bersama-sama, bahkan SMK dan SMA pun bisa diperbanyak," kata dia.

Ia pun meminta dengan adanya sistem sertifikasi keahlian itu, masyarakat tidak menganggap anak yang tidak mengenyam bangku sekolah, tidak memiliki keahlian dalam dunia kerja. ‎"Jangan dipikir anak tidak sekolah itu bodoh," ujarnya.

Mantan Ketua HMI Purwakarta itu mencontohkan karier cemerlang Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang hanya lulusan sekolah menengah pertama dan tidak mengenyam pendidikan tinggi.

‎"Kini bahkan bu Susi digadang-gadang sebagai capres, tapi terkendala ijazah formal," Dedi Mulyadi menambahkan.

2 dari 2 halaman

Sertifikasi Keahlian

Dedi menyatakan, potensi sumber daya alam Jawa Barat sangat berlimpah, sehingga perlu ditopang pendidikan berbasis keahlian.

"Nanti skill-nya kita ubah, yang bisa pertanian kita berikan sertifikasi keahlian pertanian, yang peternakan ya kita berikan sertifikasi peternakan, perikanan, industri kayu begitu pun yang lainnya," kata dia.

Ia kemudian mencontohkan seorang anak yang tidak menamatkan sekolah secara formal, tapi memiliki keahlian bidang otomotif, maka diberikan lembaga yang kredibel untuk menguji keahliannya itu. ‎

Dengan upaya itu, meskipun warga hanya memiliki ijazah lulusan sekolah dasar atau sederajat, mereka tetap bisa mendapatkan kesempatan kerja yang layak, bersaing dengan lulusan dengan yang lain. "Ini yang akan kami lakukan lima tahun ke depan," kata dia.

Bukan hanya itu, jika sistem sertifikasi keahlian bisa diterapkan dengan baik, Ketua DPD Golkar Jawa Barat ini optimistis potensi lokal Jawa Barat bisa dinikmati warganya secara langsung.

Ia mencontohkan orang Ciamis yang bisa menjadi kaya dari potensi daerahnya seperti kerupuk, tahu bulat, pengolah limbah rongsokan dan lainnya. "Atau mungkin orang Garut bisa kaya dengan dombanya, jeruk Garut, kulit, dan lainnya," kata dia.

Bahkan pola pendidikan berbasis sertifikasi keahlian seperti itu, dinilai mampu meningkatkan taraf kualitas masyarakat serta mampu bersaing dalam dunia kerja. "Sekarang anak didik saya sudah lebih dari 100 orang jadi manajer di berbagai perusahaan," kata dia.