Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengakui belum sepenuhnya kader partai berlambang kabah solid mendukung Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2019.
Arsul mengatakan hal itu disebabkan sejarahnya PPP yang sejak awal mulai Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Surakarta 2005.
"Kalau lihat sejarah panjang PPP dengan Jokowi, sejarah panjangnya kan berhadap-hadapan, tidak mengusung. Mulai dari Pilwalkot 2005, 2010, kemudian sampai 2014, bahkan Pilgub (DKI tahun 2012), PPP tidak mendukung Pak Jokowi," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat (20/4/2018).
Advertisement
Karena hal itu, Anggota Komisi III ini menyebut pihaknya terutama pimpinan PPP Romahurmuziy atau Romi mulai terjun ke daerah untuk meyakinkan kadernya mendukung Jokowi di Pilpres 2019.
Menurut indikatif survei internal PPP, Arsul menyebut sebanyak 40 persen yang belum dapat move on dari Pilpres 2014.
"Ini kita sikapi secara wajar saja dan apa adanya, tentu menjadi kewajiban kami sebagai pimpinan PPP untuk terus menerus harus sering turun ke daerah. Untuk menjelaskan misalnya Mukernas PPP kemudian Munas Alim Ulama berketetapan awal mengusung Pak Jokowi di Pilpres 2014," papar dia.
Â
PPP Jelas Dukung Jokowi
Sementara itu, Arsul membantah pernyataan Waketum Partai Gerindra Ferry Juliantono yang menyebut ada partai warna hijau yang akan merapat ke Prabowo Subianto. Dia beralasan hijau bukan hanya lambang PPP saja.
"Kalau PPP sudah jelas (dukung Jokowi). Kalau kita bicara PKB kan kita belum melihat forum permusyawaratannya secara resmi mendukung. Baru relawan kemudian struktur yang menyatakan deklarasi Join (Jokowi-Cak Imin)," jelas Arsul.
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement