Lamongan - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut satu Khofifah Indar Parawansa menyoroti tingkat penyebaran virus Human Immunudeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiensy Syndrome (AIDS) yang masih signifikan di Jatim.
Khofifah yang berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur Emil Dardak ini menilai, masyarakat perlu menyadari tindakan preventif dan persuasif yang harus dilakukan.
Baca Juga
Menurutnya, orang yang terpapar HIV/AIDS disebut memiliki hak yang sama untuk berkespresi, hidup secara normal dan mandiri seperti masyarakat khalayak.
Advertisement
"Menyisir ODA (Orang dengan HIV/AIDS) itu penting. Jawa Timur ini HIV-nya nomor 1, AIDS-nya nomor 2. Jadi harus ada kesadaran kolektif seluruh masyarakat untuk bisa saling melindungi, saling memproteksi dan memberi ruang dimana yang terpapar ODA bisa berekspresi," ujar Khofifah di Lamongan, Jawa Timur, seperti dikutip Jawapos.com, Selasa (1/5/2018).
Dia memaparkan, dalam catatan data Laporan Perkembangan HIV/AIDS Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per Juni 2017, Jawa Timur menempati posisi kedua nasional setelah Jakarta dengan korban 35.168 jiwa.
Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014, penanganan ODA menjadi wewenang pemerintah baik pusat maupun daerah. Sehingga menurut Khofifah, masyarakat mempunyai peran persuasif untuk melaporkan adanya penderita HIV/AIDS ke petugas pemerintah terdekat.
"Kalau sudah diketahui bahwa ada yang terpapar ODA di titik-titik tertentu, harus ada yang mengkomunikasikan minimal ke puskesmas terdekat atau ke rumah sakit supaya mereka mendapatkan treatment secara reguler. Pemerintah menyiapkan treatment yang eligibel kepada mereka yang terpapar ODA," papar Khofifah.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Peran Penting Keluarga
Selain itu, Khofifah menjelaskan, keluarga juga memiliki peran untuk memberikan tindakan pencegahan maupun memberikan terapi sosial terhadap korban terdampak atau masyarakat sekitar.
"Lingkungan keluarga menjadi sangat penting. Bagaimana keluarga bisa menjadi bagian yang ikut terapi psikososial terhadap mereka yang sudah teridentifikasi positif ODA," pungkas Khofifah.
Â
Baca berita menarik dari Jawapos.com lainnya di sini.
Advertisement