Liputan6.com, Palembang - Calon Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya diadukan oleh mantan model cantik Irene Susanti ke Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) karena merasa diteror. Irene Susanti mengaku telah berhubungan dengan Mawardi Yahya sejak 20 tahun.
Menanggapi hal tersebut, tim Herman Deru-Mawardi Yahya, Alfrenzi Panggarbesi menilai isu tersebut merupakan kampanye hitam dan murahan yang bertujuan menjatuhkan posisi Herman Deru-Mawardi Yahya.
"Kami tidak mau melayani atau menanggapi, itu isu murahan, isu kampungan," ujar Alfrenzi.
Advertisement
Menurut dia, pihaknya tak lagi kaget dan terpengaruh dengan isu-isu semacam itu. Sebab, kata Alfrenzi, dari awal Herman Deru-Mawardi Yahya maju sebagai salah satu kandidat Pilgub Sumsel 2018, beragam isu gencar diangkat ke permukaan oleh pihak-pihak lawan.
Isu tersebut mulai dari ijazah palsu, korupsi, selingkuh, pencaplokan tanah, dan lainnya.
"Tidak tahu lagi ada kampanye hitam apalah makin mendekati hari pencoblosan," jelas Alfrenzi.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Mengadu ke Komnas Perempuan
Sebelumnya, Irene Susanti mengadu ke Komnas Perempuan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Senin 23 April 2018 lalu.
Menurut Ahmad Rofiq dari BPKP NKRI yang mendampingi, Irene membuat pengaduan karena telah ditipu dan mengalami kekerasan verbal dari seorang pria berinisial MY.
"Dia meminta masukan dari Komnas Perempuan, dia mempunyai hubungan dengan seorang laki-laki, MY. Laki-laki itu menjanjikan sesuatu tapi tidak dipenuhi, janjinya seperti apa kami tidak tahu secara detail, kami hanya mendampingi. MY itu seorang calon kepala daerah, cawagub di Sumatera Selatan," kata Ahmad.
Dia mengatakan, Irene merasa dirugikan karena selama ini selalu dijanjikan hal-hal manis setelah 20 tahun berhubungan dengan MY, termasuk janji untuk menikah.
"Hubungan sudah 20 tahun. Ketenangan ibu Irene terusik beberapa bulan ini. Terusik dengan telepon dan sms dari orang-orang MY. Bukan ancaman, cuma MY ini takut hubungan mereka terbongkar. Jadi semacam saran atau bujukan. Hal ini secara psikis membuat ibu terusik, nah kemudian meminta masukan dari Komnas Perempuan," tutur Ahmad.
Â
Reporter : Irwanto
Sumber : Merdeka.com
Advertisement