Sukses

Jika Pimpin NTT, Mama Emi Janji Selesaikan 3 Permasalahan Buruh

Calon Wakil Gubernur NTT Emelia Julia Nomleni atau Mama Emi membeberkan sejumlah persoalan buruh yang ada di provinsi berbasis kepulauan itu.

Liputan6.com, Kupang - Calon Wakil Gubernur NTT Emelia Julia Nomleni atau Mama Emi membeberkan sejumlah persoalan buruh yang ada di provinsi berbasis kepulauan itu sehingga menggangu para pekerja di provinsi itu.

"Ada tiga persoalan yang mengganggu buruh kita di NTT ini di antaranya standar kerja, kesejahteraan atau upah buruh, serta kompetensi pekerja itu sendiri," ujar Mama Emi, seperti dilansir Antara, Kamis (3/5/2018).

Hal ini disampaikan Mama Emi berkaitan dengan peringatan Hari Buruh atau May Day yang diperingati pada Selasa 1 Mei 2018 kemarin di seluruh dunia.

Selama ini menurutnya, banyak buruh atau pekerja di NTT datang tak mengetahui standar kerja mereka. Misalnya, kata Mama Emi, seperti kontrak kerja yang pasti untuk memastikan jika terjadi kesewenangan dari satu pihak akan dibantu oleh pemerintah.

"Sejak awal kita harus memastikan kepada tenaga kerja bahwa mereka bekerja sesuai standar kerja. Dalam arti harus ada kontrak kerja yang pasti, sehingga persoalan yang dihadapi kelak bisa dicari jalan keluarnya," ucapnya.

Ia menceritakan sewaktu dua periode duduk di kursi DPRD NTT periode 2004-2014. Kala itu dirinya sering didatangi para pekerja yang meminta bantuan karena di-PHK.

"Tapi kesulitannya adalah ketika memulai pekerjaan, mereka tidak mencapai sebuah kesepakatan dan aturan yang jelas. Ruang untuk jaminan kepada buruh-buruh ini juga tidak ada," kata Mama Emi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Pastikan Buruh Punya Standar Kerja

Jika dipercaya memimpin NTT kelak, Mama Emi akan memastikan setiap buruh punya standar kerja yang layak sebelum dia memulai pekerjaan.

Dia memaparkan, standar kerja yang layak juga termasuk soal upah yang menyangkut kesejahteraan buruh. Dan sampai saat ini upah Minimum Provinsi NTT 2018 adalah Rp 1.660.000.

"UMP ini kan sebenarnya bagian dari memberikan kesejahteraan. Walaupun UMP ini lebih banyak diterapkan di dunia pemerintahan. Dunia usaha sendiri belum sepenuhnya menjalankan ini. Ini adalah salah satu dari masalah para pekerja di NTT," terang Mama Emi.

Menurutnya, banyak pengusaha swasta di NTT belum menerapkan UMP dengan alasan tidak semua pekerja memenuhi kualifikasi. Oleh karena itu, kata Mama Emi, kompetensi para buruh juga harus diperhatikan.

Jika kelak memimpin NTT, Mama Emi siap untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada buruh sehingga mereka bisa bekerja dengan baik dan mengetahui hak-hak mereka.

"Karena rendahnya kompetensi itu bisa membuat mereka dipermainkan orang lain, karena tidak punya keahlian. Ini menjadi persoalan serius yang akan kami selesaikan," tegas Mama Emi.