Sukses

Cak Imin: Jadi Cawapres Jokowi Harga Mati PKB

Cak Imin percaya diri akan dipilih Jokowi karena telah didukung oleh 11 Juta warga Nahdliyin (NU).

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menegaskan menjadi calon wakil presiden (Cawapres) Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 adalah harga mati.

"Harga mati, PKB hanya mau menjadi wapres," kata Cak Imin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Cak Imin percaya diri akan dipilih Jokowi karena telah didukung oleh 11 Juta warga Nahdliyin (NU). Tidak hanya warga NU di internal PKB, tetapi juga di luar PKB juga ia klaim merapat mendukungnya sebagai cawapres.

"Yah gimana pendukung saya yang real saja 11 juta. Yang kedua yang non-NU non-PKB yang selama ini floating, begitu saya maju enggak floating lagi, real," ujarnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR ini menambahkan, banyak sinyal Jokowi akan memilihnya sebagai cawapres. Mulai dari restu untuk membuat posko Jokowi-Muhaimin (Join) hingga dukungan partai koalisi Jokowi di Pilpres 2019.

"Bang Airlangga (Hartarto) memberikan penghormatan pada langkah-langkah saya, Pak Hasto (Kristiyanto) men-support yah insyaallah lah aman," ungkapnya.

Dia menegaskan, jika ingin mendapatkan dukungan PKB di Pilpres maka harus juga menjadikan Cak Imin menjadi cawapres. Sebab, itu adalah amanat para Kiai NU.

"Jangan bicara plan B, plan A harus sukses. Sekali saya ditugaskan untuk bergerak harus sukses. Tidak ada kata kembali," ucapnya.

2 dari 2 halaman

Poros Ketiga

Cak Imin mengakui Partai Demokrat sempat mengajak partainya masuk poros ketiga. Ajakan itu, kata Cak Imin, baru dilakukan secara informal.

"Demokrat secara informal mengajak tapi secara resmi belum," katanya.

Dia mengaku belum mengetahui pihak di bawahnya yang melakukan pembicaraan terkait poros ketiga selain dengan Demokrat. Dia mengaku hanya fokus pada usaha untuk menjadi cawapres Jokowi.

"Tapi saya belum pernah bicara (selain dengan Demokrat) karena saya konsentrasi ke Join (Jokowi-Muhaimin)," ujarnya.

Menurutnya, sampai saat ini keberadaan poros ketiga juga tidak jelas dan masih tidak berbentuk. Sebab, dalam membentuk poros ketiga diperlukan beberapa kesamaan.

"Soal poros ketiga sampai hari ini belum ada bentuknya, belum ada dan tanda-tandanya. Masih begini. Kalo Cak imin gak dipake kenapa enggak bikin poros? Ya porosnya siapa?" ungkapnya.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: