Liputan6.com, Bandung - Calon Gubernur Jawa Barat nomor empat Deddy Mizwar menyesalkan kebijakan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang menghilangkan perannya dalam sinteron bulan Ramadhan Cuma di Sini. Alasannya, karena kental bermuatan materi kampanye Pilkada Jawa Barat 2018.
Deddy Mizwar mengatakan, langkah somasi terhadap KPI terus berjalan dengan harapan memberikan ruang bermain sinetron. Pasalnya, dirinya yang saat ini cuti dari tugas Wakil Gubernur Jawa Barat dan mengutamakan main sinetron sebagai mata pencaharian keluarga.
Baca Juga
"Somasi berjalan terus, jadi orang tidak boleh mencari nafkah oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI. Saya kan cuma bisa main sinetron, kedua, saya sebagai umat Islam tidak boleh syiar, dakwah, ini sangat menyedihkan," ujar Deddy seperti dilansir Antara, Selasa (22/5/2018).
Advertisement
Menurut dia, profesionalitas KPI dalam mencermati materi skenario yang ditayangkan apakah banyak bermuatan kampanye Pilkada Jabar seharusnya dilakukan. Karena, kata Deddy, dalam film tersebut menggambarkan kehidupan sosial bermasyarakat Ibu Kota Jakarta.
"Semestinya semua calon kepala daerah boleh main sinetron, main film yang penting adalah kontennya tidak boleh ada kampanye. Contohnya, semua orang boleh main golf, tapi waktu pertandingan golf jangan ada unsur kampanye," ucapnya.
Tak hanya itu, Deddy juga mencontohkan semua orang boleh ke masjid dan pesantren, karena di kedua tempat tersebut dilarang kampanye.
"Kan di Masjid dilarang kampanye, di pesantren dilarang kampanye, tapi bukan berarti kita tidak boleh ke pesantren, ke masjid," kata Deddy Mizwar.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Merugikan Banyak Pihak
Pasangan Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ini menambahkan, dampak langkah KPI tidak hanya merugikan dirinya, melainkan para pemain di sinetron Cuma di Sini yang sebagian berhenti.
"Jadi ini sangat diskriminatif, cenderung ada tendensi yang merugikan, sebab tidak hanya saya saja yang tidak boleh main. Ada beberapa pemain tidak bisa main dalam film saya, dia off dan penghasilannya pun off. Jadi bukan saya saja korbannya," paparnya.
Ia menegaskan, kondisi tersebut sangat disayangkan terjadi di lingkungan KPI, dimana sinetron yang disiarkan bermuatan edukasi rohani di bulan suci Ramadan.
"Enggak ada gambaran Jawa Barat, gak ada kampanye. Ini kan kota besar masyarakat urban. Insha Allah KPI bisa banyak belajar lagi ke depannya, agar tidak menginjak-nginjak HAM, banyak merugikan orang. Yang penting bukan kalah atau menang, tapi melawan kedzaliman," jelas Deddy.
Advertisement