Liputan6.com, Jakarta - Parpol pendukung capres petahana, Joko Widodo atau Jokowi, sepakat tak akan membahas soal siapa yang akan menjadi pendamping atau cawapres sampai Pilkada serentak 2018 usai.
"Koalisi pendukung pemerintahan sepakat enggak omongin cawapres sebelum Pilkada selesai. Itu fix di antara kami lima partailah," ungkap Sekjen PPP, Arsul Sani di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Sabtu (9/6/2018).
Ia mengatakan, siapa yang akan menjadi cawapres Jokowi jika sudah waktunya pasti akan mengerucut menjadi beberapa nama. Ia memperkirakan awal Juli para pimpinan parpol koalisi akan bertemu membahas perihal cawapres.
Advertisement
"Soal siapanya, saya yakin pada saatnya nanti akan mengerucut. Ini cuma persoalan (waktu) tinggal paling dua tiga minggu lagi ini akan bertemu. Artinya kan 27 (Pilkada) sudah selesai, paling minggu pertama Juli itu sudah ada komunikasi," terangnya.
Bukan dari Kalangan Parpol
Arsul memprediksi cawapres Jokowi bukan dari kalangan parpol. Karena itulah menurutnya, tokoh di luar parpol akan memiliki peluang lebih besar. Jika nanti Jokowi mengambil cawapres di luar parpol, dipastikan tokoh itu ialah yang akomodatif dan diterima semua parpol pengusung.
"Jokowi bisa juga ambil sosok kejutan. Misalnya KH Ma'ruf Amin, bisa saja. PKB dan PPP akan terima dan PDIP akan terima. Itu making all parties happy. Tapi saya enggak tahu kalau Golkar. Nasdem, Surya Paloh enggak pernah bicara dan walaupun ketemu enggak pernah bicara soal itu (cawapres)," pungkasnya.
Reporter: Hari Ariyanti
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement