Sukses

Mencari Tiket Pilpres Amien Rais

Niatan Amien ini dikritik Yusril karena sebelumnya mantan Ketua MPR itu dengan sepenuh hati mendukung Prabowo Subianto sebagai capres.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais tiba-tiba saja punya keinginan untuk ikut dalam kontestasi Pilpres 2019. Tak tanggung-tanggung, dia akan maju sebagai calon presiden dari PAN, bersama-sama dengan nama lain dari PAN yang telah lebih dulu dirilis.

"Nanti PAN, kita akan mencapreskan tokoh-tokoh partai kita sendiri. Pertama Zulkifli Hasan, kedua Sutrisno Bachir, ketiga Hatta Rajasa, dan keempat Mbah Amien Rais," ujar Amien Rais di rumah dinas Ketua MPR yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Sabtu 9 Juni 2018.

Tak perlu menunggu lama, berbagai komentar akan niat tokoh reformasi itu berdatangan dari banyak politikus dan partai politik. Seperti dilontarkan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.

Niatan Amien ini dikritik Yusril karena sebelumnya mantan Ketua MPR itu dengan sepenuh hati mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres.

Menurutnya, sosok pemimpin itu harus terjaga ucapannya dan tidak boleh mempunyai agenda tertentu.

"Karena ucapan pemimpin adalah sabdo pandito ratu, maka ucapannya tidak boleh mencla-mencle, pagi ngomong kedelai, sore ngomong tempe, artinya ucapannya berubah-ubah, inkonsisten, sehingga membingungkan rakyat dan pendukungnya," kata Yusril melalui pesan singkat, Senin (11/6/2018).

Maka dari itu dia tidak akan mengikuti jejak Amien bermanuver. Sebab Yusril memiliki pengalaman berpolitik dengan Amien pada 1999 saat berkoalisi mencalonkan Abdurahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden.

Namun di tengah jalan, Amien sendiri yang mencambut mandataris MPR sebagai Presiden. Pada saat itu Amien menjabat sebagi Ketua MPR.

"Pengalaman adalah guru yang paling bijak. Tahun 1999 dalam pertemuan di rumah Dr Fuad Bawazier, Pak Amien meyakinkan kami semua untuk mencalonkan Gus Dur. Saya dan MS Kaban menolak. Kami tidak ingin mempermainkan orang untuk suatu agenda tersembunyi," papar Yusril.

Di tahun 2018 ini Yusril tidak ingin ikut manuver politik Amien Rais. Sejak awal Yusril menegaskan, dia tidak tertarik dengan inisiatif Amien Rais yang terus melakukan lobi-lobi politik.

"Berpedoman kepada pepatah Jawa 'sabdo pandito ratu' itu, maka sejak awal saya tidak berminat ataupun tertarik dengan inisiatif Pak Amien Rais yang melakukan lobi sana-sini, untuk untuk memilih siapa yang akan maju dalam Pilpres 2019 hadapi petahana," jelas Yusril.

Dia menegaskan sebagai ketum partai ibarat nakhoda harus membawa penumpangnya ke arah yang benar. Tanpa ada agenda-agenda tertentu.

"Bukan karena saya apriori, tetapi saya belajar dari pengalaman. Saya kini Ketum Partai. Saya ibarat nakhoda, yang harus membawa penumpang ke arah yang benar, dengan cara-cara yang benar pula," ungkap Yusril.

Meski dengan alasan yang berbeda, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara halus juga menolak ikut sertanya Amien Rais di Pilpres 2019. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai calon presiden (capres) 2019 sebaiknya berasal dari kalangan muda.

"Apresiasi niat mengusung Pak Amien. Usia 74 tahun tentu lebih muda dari usia Dr Mahathir Mohammad yang jadi perdana menteri usia 92 tahun. Tapi akan jauh lebih baik jika kita mulai memberikan kesempatan pada yang muda untuk memimpin bangsa," kata Mardani saat dihubungi, Senin (11/6/2018).

"Lebih elegan yang muda," lanjutnya.

Menurut dia, pemilih muda di Indonesia terbilang besar. Jumlahnya mencapai 40 persen penduduk yang memiliki hak pilih. Karena itu, ia memilih untuk memberikan kesempatan pada kaum muda Indonesia ketimbang Amien Rais.

"Kita perlu memberi kesempatan pada yang muda untuk dipercaya," ucapnya.

PKS, kata Mardani, masih fokus pada sembilan nama untuk bisa diusung sebagai capres dan cawapres 2019. Partainya juga terus membangun komunikasi politik dengan semua pihak.

"PKS sendiri posisi saat ini maju dengan sembilan kader untuk posisi capres atau cawapres dan siap berkomunikasi politik dengan para pihak dengan prinsip legawa pada semua. Formula kemenangan DKI semua pihak legawa untuk mencari pasangan terbaik," ucapnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Dari Mana Tiket Amien?

Niat Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais untuk mencalonkan diri sebagai capres dari PAN untuk Pilpres 2019 memang banyak memunculkan sikap pesimistis ketimbang optimistis dari berbagai kalangan, khususnya partai politik.

Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaean, misalnya, memprediksi Amien Rais akan sulit mendapatkan tiket maju di Pemilihan Presiden 2019. Sebab, partai politik telah memperlihatkan sikapnya terkait calon presiden.

"Melihat situasi sekarang agak sulit, tapi kalau bicara mungkin, ya tentu semua mungkin," kata Ferdinand saat dihubungi, Senin (11/5/2018).

Apalagi, lanjut dia, saat ini konfigurasi politik mengerucut pada dua tokoh, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto. "Untuk saat ini begitu. Tapi kita tidak tahu nanti ke depan bisa saja ada perubahan," terang Ferdinand.

Disinggung apakah pernyataan Amien hanya manuver untuk menaikkan elektabilitas PAN di Pemilu 2019, dia mengaku tidak melihat hal tersebut.

"Saya tidak ingin melihatnya ke sana ya, tapi yang jelas PAN ingin punya peluang juga dalam kontestasi Pilpres ini," tandas Ferdinand.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan menyambut baik jika Amien Rais maju sebagai capres di Pilpres 2019. Namun, kata dia, PAN harus memastikan Amien memiliki dukungan partai yang cukup untuk bisa maju di pesta demokrasi itu.

"Kami hargai dan sambut baik, akan semakin membuat pilpres ramai, tinggal PAN memastikan ada dukungan sesuai peraturan yang ada," kata Daniel, Senin.

Menurut dia, PAN memiliki hak konstitusional untuk bisa mencalonkan tokoh reformasi itu. Tetapi, tambahnya, semua keputusan menang atau tidak ada di tangan rakyat.

"Itu sepenuhnya keputusan dan kebijakan masing-masing partai termasuk PAN yang dilindungi konstitusi. Menang tidak menang tergantung keputusan rakyat nanti," tegas Daniel.

Lain lagi dengan Partai Golkar yang menyambut baik rencana Amien Rais maju menjadi calon presiden di Pilpres 2019. Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menilai Amien lebih baik mengambil langkah itu.

"Daripada teriak-teriak mengkritik Pemerintahan Pak Jokowi lebih baik maju saja sebagai capres. Berjuang merebut kekuasan pemerintahan," kata Ace saat dihubungi, Senin.

Ia mengatakan, kontestasi Pilpres bisa menjadi ajang pembuktian siapa yang paling dipercaya rakyat. Dia mendoakan Amien lebih beruntung di Pilpres tahun depan.

Sebab, Amien pernah juga maju sebagai Capres di Pemilu 2004 tapi kalah. "Kita buktikan mana yang paling dipercaya rakyat. Pak Amien bisa berkontestasi sebagai capres dalam Pilpres 2019 nanti," tegas Ace.

Namun, dia meragukan partai-partai politik akan memberikan dukungan dan memberi tiket kepada Amien maju di Pilpres. Sebab, kata dia, seluruh partai politik telah memiliki jagoannya masing-masing.

"Misalnya Gerindra sudah ada Pak Prabowo, PKS sudah memiliki 9 calon," ungkapnya.

"PAN setahu saya merekomendasikan Ketua Umumnya, PBB mencalonkan Pak Yusril, dan lain-lain. Belum lagi Habib Rizieq juga pengen nyapres," tandas Ace.

Tanggapan juga datang dari Partai Gerindra. Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan pihaknya menghormati kesiapan Amien Rais menjadi capres. Meski begitu, Andre tetap yakin PAN akan mendukung Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2019.

"Kami meyakin komunikasi kami dengan PAN sangat baik dan intens. Insyaallah kami masih meyakini pada saatnya PAN akan mendukung pencalonan Pak Prabowo," kata Andre saat dihubungi, Senin.

Dia menjelaskan, menjadi capres adalah hak konstitusional Amien Rais. Namun dia tetap yakin dalam Rakernas mendatang, PAN akan mendukung mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto.

"Itu biasa aja, itu hak Beliau. Tunggu aja tanggal mainnya, kami meyakini pada saatnya PAN dukung Prabowo setelah Rakernas," ucap dia.

3 dari 3 halaman

Never Say No

Kemenangan Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia di usia 92 tahun menginspirasi pendiri Partai Amanat Nasional Amien Rais untuk kembali bertarung maju sebagai calon presiden 2019-2024.

Mahathir, perdana menteri tertua di dunia, telah melecut semangat Amien Rais yang saat ini genap berusia 74 tahun. Alih-alih beristirahat dari dunia politik, Amien belakangan diketahui gencar mengkritik pemerintahan Joko Widodo.

Kini, tak sekadar mengkritik, dia juga mendeklarasikan diri maju di Pilpres 2019. Keinginan ini disampaikan Amien Rais saat buka puasa bersama tokoh-tokoh PAN di rumah dinas Ketua MPR yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Sabtu 9 Juni 2018.

"Nanti PAN, kita akan mencapreskan tokoh-tokoh partai kita sendiri. Pertama Zulkifli Hasan, kedua Sutrisno Bachir, ketiga Hatta Rajasa, dan keempat Mbah Amien Rais," ujar Amien yang disambut tepuk tangan.

Dia juga tak patah arang meski sering dianggap sudah uzur untuk memimpin Indonesia. Dia pun mengaku beberapa orang menghiburnya dengan menyandingkan dirinya dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

"Saya sering dihibur orang, Pak Amien, yang bilang Pak Amien sudah bau tanah, peyot dan sebagainya, itu tiba-tiba jadi remaja Pak Amien. Karena Pak Mahathir satu angkatan di atas Pak Amien bisa memenangkan. Jadi Pak Amien jangan pernah mengatakan (tidak), never say no," tutur Amien.

Pada kesempatan ini, Amien Rais dengan tegas menyatakan tak ingin Jokowi kembali menjadi presiden di periode selanjutnya.

"Oh kalau itu pasti. Enggak usah dikatakan, Pak Amien tidak mengharapkan Pak Jokowi lagi, itu pasti," ujar dia.

Amien bahkan menantang duel Jokowi untuk memperebutkan kursi RI 1 di periode mendatang.

"Saya tantang Pak Jokowi, mari kita duel secara gentle ya. Jadi Anda kerahkan kemampuan untuk mendapatkan suara yang paling banyak supaya menang. Juga berikanlah kesempatan yang sama. Ini namanya demokrasi," kata Amien Rais.

Mendengar pernyataan Amien, Zulkifli Hasan dalam sambutannya mengisyaratkan dukungannya.

"Walaupun Rakernas menugaskan kepada ketua umum untuk jadi capres, tetapi siapa pun yang ingin mengambil kader terbaik PAN, siapa saja, saya ikhlas," ucap Zulkifli.

Bukan hanya Amien. Seandainya amanat tersebut diberikan kepada Hatta Rajasa maupun Sutrisno Bachir, Zulkifli juga mengikhlaskannya. "Jangan dikira Pak Hatta itu pengikutnya nggak banyak. Pengorbanannya untuk partai nggak usah ditanya lagi. Pak Hatta, jauh lebih berhak dari Zulkifli Hasan," kata Zulkifli.

"Mas Tris, pengorbanannya banyak, jauh lebih berhak dari Zulkifli Hasan. Apalagi Pak Amien," sambung Ketua MPR ini.

Mungkin PAN sudah siap mendorong Amien Rais maju di Pilpres 2019, namun bagaimana dengan dukungan parpol lain yang wajib didapatkan?

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin, Sania Mashabi dan Renald Ghiffari