Liputan6.com, Medan - Mantan Pendiri Pemuda Pancasila (PP) Sumatera Utara (Sumut) pada tahun 1959, Haji Amir Siahaan menyatakan dukungan kepada pasangan Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus (Djoss). Lelaki yang juga Ketua Batak Muslim Sumut ini mengaku, program yang dimiliki Djarot-Sihar mewakil kebutuhan warga Sumut.
Dalam silaturahmi bersama Sihar Sitorus dan Haji Ramli Siagian di rumah kediaman Amir Siahaan di Lubukpakam dijelaskan bahwa program Djarot-Sihar lebih mewakili kebutuhan warga Sumut. Selain itu, majunya Djarot-Sihar dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumut 2018 merupakan jembatan untuk perbaikan Sumut agar lebih baik lagi.
"Kita akan bekerja maksimal, target dan doa kita Djoss menang. Dan jika menang harus membangun kehidupan umat," katanya, Senin (18/6/2018).
Advertisement
Tokoh Muslim Pendiri Pondok Pesantren Mawaridus Salam tersebut memaparkan bahwa Sihar Sitorus merupakan satu-satunya putra asli Sumut yang maju di Pilgub. Sehingga dia memiliki tanggungjawab lebih besar untuk menyelamatkan Sumut.
Termasuk menyelesaikan seluruh sengketa-sengketa lahan. Khususnya sengketa lahan warga yang banyak dirampas pihak pihak yang tidak bertanggungjawab.
Menurutnya pasangan yang maju diusung PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu dapat menyelesaikan seluruh sengketa yang ada.
"Harapan saya, Sihar Sitorus perbaiki dan benahi Sumut," jelasnya.
Â
Nelayan Mengadu ke Sihar
Sejumlah nelayan di kawasan Pantai Cermin berbondong-bondong mendatangi Sihar Sitorus yang sedang mengunjungi salah satu objek wisata di sana. Mereka mengadukan nasibnya ke Sihar, karena hanya pasangan Djoss yang mampu mengakomodir dan menuntaskan keluhan mereka.
Salah satu dari nelayan tersebut yakni, Dzul Kifli (58) yang merupakan warga Desa Besar II Terjun, Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdangbedagai (Sergai). Mantan Ketua Pemuda Pancasila (PP) itu mengatakan, mereka selama ini kalah bersaing dengan pihak-pihak yang menggunakan alat tangkapan ikan jenis pukat.
Secara logika tangkapan ikan lebih banyak, harga lebih murah dan nelayan tradisional akan semakin terpuruk.
"Ini harus diselesaikan Pak Sihar jika menang nantinya mendampingi Haji Djarot Saiful Hidayat dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) ini," katanya.
Didampingi sejumlah rekannya, Dzul mengaku sangat tersiksa dengan kondisi tersebut. Penerima dampak dari penggunaan pukat tersebut adalah nelayan tradisional yang menggunakan alat seadanya.
"Termasuk bantuan peralatan tangkapan ikan. Karena peralatan kami sudah tidak memadai untuk mengambil ikan di laut. Tetapi itu nanti Pak, setelah Bapak duduk. Bapak percaya saja kami menangkan Bapak, setelah menang ingat kami dan bantu kami," paparnya.
Senada dengannya Irwan (46), alias adek juga mengeluhkan hal yang sama. Dia dan puluhan nelayan tradisional lainnya juga mengalami hal yang serupa. Warga yang tinggal di Pantai Cermin Kiri, Dusun III tersebut mengatakan bahwa selama ini mereka kerap tidak mendapatkan hasil tangkapan ikan di laut.
Di sisi lain operasional mengambil ikan juga mahal. Terlebih untuk bahan bakar solar. Karena itu harus ada subsidi khusus untuk nelayan. Khususnya yang masih menggunakan cara tradisional dan konvensional.
"Karena kita juga hidup dari laut, mau makan apa anak istri kami jika kami tidak mendapatkan keadilan," katanya.
Mereka mengaku secara spontan datang ke Pantai Cermin karena mengetahui Sihar Sitorus ada di tempat tersebut. Mereka hanya percaya pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu yang dapat membantu mereka.
"Kami sudah pasti menangkan Djoss, karena itu kami ke sini. Kami tidak menerima calon lain karena kami hanya memilih yang bisa melindungi hak kami bukan yang merampasnya," ujar salah satu di antara mereka.
Sementara itu, Sihar Sitorus yang menerima kedatangan para nelayan tersebut mengatakan bahwa dia memiliki program untuk memaksimalkan masyarakat nelayan dan pinggiran kota. "Kita juga punya program untuk mengatasi persoalan-persoalan Bapak. Nanti kita akan berjuang bersama," katanya.
Advertisement