Sukses

Berpengalaman, Djoss Diprediksi Kuasai Panggung Debat Pilkada Sumut

Tata mengkiritisi istilah stunting yang sempat membuat Edy Rahmayadi bingung untuk menjawabnya. Menurut Tata apa yang dijawab Edy terlihat tidak terkonsep.

Liputan6.com, Jakarta - Debat Publik Pemilihan Gubernur Sumatera Utara yang terakhir akan digelar di Hotel Santika, Medan, Selasa (19/6/2018) malam. Debat ini juga disebut sebagai variabel penentu naiknya elektabilitas jelang pemilihan 27 Juni mendatang.

Pengamat Politik FISIP USU Fernanda Putra Adela memprediksi pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss) akan unggul dalam debat nanti malam. Analisisnya berdasar pada dua debat sebelumnya.

"Kalau secara objektif kita melihat, Tim Djoss ini lebih matang. Karena pengalaman Djarot khususnya sudah terbiasa dengan debat-debat gitu. Kemudian di Jakarta dengan yang lebih tinggi dinamikanya dia bisa menguasain itu," kata pengamat yang akrab disapa dengan Tata ini.

Tata mengkiritisi istilah stunting yang sempat membuat Edy Rahmayadi bingung untuk menjawabnya. Menurut Tata apa yang dijawab Edy terlihat tidak terkonsep.

"Seperti stunting misalnya. Malah dijawab soal ambulans dan sebagainya. Kan itu tidak terkonsep sebenarnya. Saya pikir ada kegugupan juga. Ini masalah kegugupan juga. Soal jam terbang Djoss memang unggul. Saya melihat, Djoss bisa unggul di debat terakhir," ungkap Tata.

Dia memandang pengalaman Djarot yang pernah memimpin di Kota Blitar dua periode dan Gubernur DKI Jakarta, menjadi modal penting. Sehingga Djarot paham dengan istilah-istilah seperti stunting dan lainnya.

"Karena jam terbang itu ketika dia dikasih kata kunci dari Sihar. Kemudian Djarot bisa mengeksplorasi itu. Saya lihat karena mungkin pengalaman dia sebagai kepala daerah sehingga dia bisa menguasai bahan," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Persiapan Matang

Dia pun memberikan saran agar kedua paslon lebih mempersiapkan bahan matang soal tema debat. Apalagi tema yang diangkat soal HAM.

Sumut juga termasuk angka tertinggi kasus HAM, khususnya soal konflik agraria. Para calon harus menempatkan diri sebagai kepala daerah yang hadir di tengah persoalan HAM.

Tata memprediksi akan terjadi debat sengit. Karena pada momen terakhir ini, para paslon bersaing untuk mermebut hati rakyat dengan argumen-argumen yang bernas.

"Kedua pasangan harus menyiapkan amunisi dengan serius gitu. Apalagi kasus tema-tema tentang HAM ini kan tema yang sentitif yang jarang dieksplorasi oleh pemerintah tapi kemudian diekplorasi oleh lembaga swadaya masyarakat kebanyakan. Itu yang saya pikir mereka akan sulit untuk menjelaskan solusi konkrit," tuturnya.

Video Terkini