Liputan6.com, Garut - Dua orang warga Garut yakni Udi (63) dan Engkin (60), meninggal dunia saat mencoblos Pilkada Bupati Garut dan Pilgub Jawa Barat, Rabu (27/6/2018) pagi tadi.
"Ayah sehat-sehat saja, tadi pagi juga masih bekerja mengantarkan koran," ujar Agus Sopian (47), anak tertua Udi, saat ditemui di rumahnya, Rabu.
Udi, loper koran Harian Umum Galamedia grup Pikiran Rakyat (PR), warga Sukapadang, Desa Sukakarya, Tarogong Kidul, Garut, meninggal di lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) 04 Desa Sukakarya, Garut sebelum pencoblosan. "Meninggal sekitar pukul 09.15 pagi," kata dia.
Advertisement
Agus mengatakan, ayahnya terlihat sehat bugar sebelum mencoblos, bahkan profesinya sebagai loper masih dijalaninya pagi tadi, sebelum mencoblos. "Tadi malah sebelum berangkat (nyoblos) makan bareng sama saya," kata dia.
Berdasarkan keterangan anggota KPPS, Udi meninggal sebelum melakukan pencoblosan. Saat itu Udi salah membawa surat undangan, akibat tertukar dengan anaknya.
Niat hati mau menukar surat undangan ke rumahnya, yang tak jauh dari lokasi pencoblosan, korban tiba-tiba jatuh. "Pas dibawa ke rumah sakit sudah meninggal," kata Agus sedih.
Aat, salah satu anggota KPPS membenarkan ihwal meninggalnya Udi. Saat itu sebenarnya anggota KPPS sudah menawarkan diri kepada korban untuk mengambil surat undangan yang tertukar, tetapi korban menolaknya.
"Korban meninggal saat jalan, tapi masih sekitar TPS," ujar dia.
Â
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.
Anggota Linmas Meninggal saat Jaga TPS
Selain pemilih, seorang anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas), Engkin (60), warga Desa Babakan Loa, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, juga meninggal secara mendadak saat menjaga tempat pemungutan suara (TPS) 06, Desa Babakan Loa, Rabu (27/6/2018) pagi tadi.
"Kaget juga dengan kejadian tersebut karena kesehatan Pak Engkin biasa saja (sehat)," ujar Wawan, anggota Linmas lainnya, rekan almarhum. Belum diketahui pasti apa faktor utama penyebab meninggalnya Engkin.
Kapolsek Wanaraja Resor Garut, Kompol Tommy Widodo Arief mengatakan, berdasarkan keterangan anggota, Engkin tiba-tiba ambruk dan tak sadarkan diri saat menjaga TPS.
Sontak hal itu membuat beberapa anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang tengah bertugas, kaget dan menghentikan kegiatannya beberapa saat.
"Setelah diperiksa tim medis, korban meninggal diduga akibat serangan jantung," ujarnya.
Sementara itu, anak korban menduga ayahnya meninggal karena kelelahan saat menjalankan tugas sebagai anggota KPPS. Namun karena semangatnya, korban tetap memaksakan.
"Ayah memang memiliki riwayat penyakit yang tidak boleh terlalu lelah, kami menerima dengan ikhlas kejadian ini," ujar salah seorang keluarga Engkin.
Reporter: Jayadi Supriadin
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement