Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan parpol pengusung capres petahana di Pilpres 2019 akan segera bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Salah satu agenda yang akan dibahas adalah mengenai cawapres yang akan mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019.
"Kita juga akan melakukan dua agenda politik nasional besar lainnya. Pertama untuk membahas siapa yang akan mendampingi Presiden Joko Widodo di dalam koalisi dan yang kedua adalah akankah susunan koalisi nasional pendukung Jokowi itu final di lima partai ini atau akan bertambah lagi," ujar Ketua Umum PPP M Romahurmuziy di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/6/2018).
Baca Juga
Dia mengatakan, pembahasan cawapres akan dilakukan langsung dengan Jokowi bersama ketua umum lima parpol pengusung yaitu PDIP, PPP, Golkar, Hanura, dan NasDem.
Advertisement
"Pertemuan itu insyaallah akan tinggal menunggu waktu dari para pimpinan partai politik dan waktu Presiden yang cocok kapan untuk bisa sama-sama bertemu. Sekaligus memantapkan susunan koalisi ini dalam susunannya yang final," kata pria yang kerap disapa Romi ini.
Romi mengatakan, pihaknya masih berharap beberapa parpol yang belum menetapkan dukungan secara resmi yaitu Demokrat, PKB, dan PAN akan bergabung dengan koalisi Jokowi. Namun jika pada akhirnya koalisi hanya dengan komposisi saat ini, Romi mengatakan tak masalah.
"Meskipun nanti akhirnya mereka memutuskan tidak bergabung tentu kita akan juga berjalan. The show must go on, bahwa koalisi ini akan berjalan dengan apa yang ada," ujar dia.
Hasil Pilkada Akan Kuatkan Elektabilitas Jokowi
Romi menilai, kemenangan parpol pengusung Jokowi dalam Pilkada Serentak 2018 berdasarkan hasil hitung cepat lembaga survei akan semakin menguatkan elektabilitas atau tingkat keterpilihan Jokowi di 2019.
Nasdem, Golkar, Hanura dan PPP menang di sembilan hingga 11 provinsi berdasarkan hasil hitung cepat. Hal ini, lanjut Romi, menjadi modal politik yang sangat kuat untuk meneruskan kepemimpinan Jokowi pada periode yang kedua.
Kemenangan calon yang diusung PPP khususnya di Jabar menurutnya berpotensi besar memenangkan Jokowi di wilayah tersebut. Pada 2014, Jokowi kalah di Jabar sekitar 4,6 juta suara. Pada 2014, Jokowi kalah di 10 provinsi. Di antaranya adalah di provinsi-provinsi besar seperti Jawa Barat dan Banten.
"Kekalahan Pak Prabowo itu 9 juta. Tapi sekitar 5 jutanya adalah kemenangan di Jabar. Dan Pak Jokowi di Jawa Barat pada waktu itu kalah sekitar 4,6 juta suara sehingga posisi kami Partai Persatuan Pembangunan yang mendapatkan kepercayaan rakyat Jawa Barat untuk menjadi kepala dan wakil kepala daerah nanti memiliki tugas yang lebih untuk memutar kemenangan Pak Jokowi pada 2019 di Jawa Barat," papar dia.
"Dan alhamdulillah hari ini di Jawa Barat, Partai Persatuan Pembangunan bisa mendudukkan kadernya yaitu Pak Uu sebagai wakil gubernur dan tentu ini menjadi kans Partai Persatuan Pembangunan memiliki tanggung jawab lebih untuk memenangkan Pak Jokowi di Jawa Barat," tambahnya.
Jateng dan Jatim juga masih dimenangkan koalisi Jokowi. Karena itulah di tiga wilayah ini parpol pengusung akan memastikan mengawal lebih kuat lagi. Romi menambahkan, gubernur dan wakil gubernur terpilih versi hitung cepat di beberapa daerah juga telah berkomitmen mendukung Jokowi.
"Saya mendengar langsung bagaimana Kang Emil, Mas Ganjar, dan Mbak Khofifah, tiga-tiganya menyampaikan secara terbuka, secara penuh bahwa posisi mereka secara politik di dalam Pilpres 2019 adalah bersama Pak Jokowi dan akan membantu Pak Jokowi di dalam pemenangan Pilpres 2019," sebutnya.
"Dengan hal-hal yang saya sebutkan tadi saya meyakini bahwa Pak Jokowi insyallah 2019 akan memiliki amanah masyarakat dengan cara yang lebih mudah dibandingkan 2014 yang lalu yang struggling-nya memang lebih berat," Romi menandaskan.
Reporter: Hari Ariyanti
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement