Liputan6.com, Jakarta - Gubernur petahana Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan ada dinamika menarik dalam perhelatan Pilkada Jateng kemarin. Ini menyusul suara calon gubernur Sudirman Said terbilang tinggi kendati bertarung di basis PDIP yang dikenal sebagai kandang banteng.
Bahkan, dia mengakui akan kalah jika pertarungan tersebut berlangsung di luar Jawa Tengah.
"Kalau bukan kandang banteng mungkin pasti kalah. Jadi, menang satu sama menang terpaut tiga juta adalah menang. Persoalannya kenapa suaranya seperti itu, ada dinamika yang berkembang pada saat terjadinya pemilu," ucap Ganjar di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Juni 2018.
Advertisement
"Jadi saya mengakui, strategi lawan bagus menjelang terakhir. Kita mengakui soal itu. Enggak tahu (stategi lawan apa), wong buktinya dia bisa curi beberapa suara kita, kan?" ujar Ganjar Pranowo.
Kendati demikian, pembuktian Jawa Tengah sebagai kandang banteng akan dilihat pada hasil Pemilu 2019 nanti. Sebab, hasil akhir antara pilihan ekskutif dan legislatif adalah dua hal berbeda.
"Kami menang di mana-mana DPRD-nya, tapi tidak menang di Pilkada-nya. Contoh saya di Kudus hari ini suaranya tertinggi 73 persen. Tapi calon kami di kabupaten kalah. Di Temanggung kami 60 persen, tapi calon kami kalah. Dari hasil survei sebelumnya sudah kelihatan kan bagaimana swing voters para pendukung partai-partai," tutur Ganjar.
Â
Dinamika Pertarungan Politik
Meski begitu, dia menilai dinamika pertarungan politik tersebut lumrah terjadi. Apakah nanti Jawa Tengah sebagai kandang banteng atau tidak, membuktikannya pada saat Pileg.
"Karenanya itu betul-betul yang merepresentasikan kandang banteng. Dinamika biasa saja,"Â kata dia.
Â
Reporter:Â Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan tayangan video menarik berikut ini:
Advertisement