Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengadakan pertemuan tertutup di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Pertemuan tersebut berlangsung pukul 12.00 WIB, Sabtu 14 Juli 2018.
Wakil Ketua Umum Gerindra Sugiono mengatakan, pertemuan dihadiri Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, politisi senior PAN Amien Rais, dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman.
Baca Juga
"Tadi ada Pak Prabowo, Pak Amien Rais, Pak Zulkifli Hasan, Pak Sohibul Iman, Pak Ahmad Muzani. Tadi pertemuan sekitar jam 12 berlangsung sekitar satu jam, sebelum Pak Amien Rais meninggalkan Kertanegara menuju airport (ke Yogyakarta)," ucap Sugiono kepada Liputan6.com.
Advertisement
Dia menuturkan, pertemuan tersebut dilaksanakan secara spontan. "Memang spontan. Tadi ketemu di acara terus langsung kumpul ke Kertanegara," ungkap dia.
Pertemuan itu menyepakati beberapa hal. Salah satu poin yang dianggap Sugiono penting adalah ketiga partai sepakat mengusung Prabowo untuk jadi capres 2019.
"Yang disepakati adalah bahwa kita semua memandang persoalan bangsa ini sangat serius dan memerlukan solusi-solusi yang tepat. Untuk itu ke depannya kita masih dalam semangat persatuan yang sama untuk mengusung Pak Prabowo pada Pilpres 2019," kata dia.
Pertemuan belum membahas soal siapa pendamping Prabowo Subianto. "Kita tadi belum membahas cawapres," ungkap Sugiono.
Menurut dia, urusan cawapres akan dibicarakan lagi kemudian. "Kita masih dalam semangat yang sama untuk bersatu kok," ucap Sugiono.
Dia menegaskan, perbedaan antara ketiga partai, akan dibicarakan dengan baik. "Kalau ada perbedaan pasti di musyawarahkan baik-baik," tutur Sugiono.
Namun demikian, Sohibul Iman menyatakan, belum ada sepakat mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Meskipun, pihaknya telah melakukan pertemuan di berbagai tempat, seperti di kediamannya Prabowo bersama PAN, PKS juga Gerindra, siang tadi.
"Kita memang belum ada satu agreement (kesepakatan) apa pun," katanya di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (14/7).
Menurutnya, pembicaraan capres belum final. Karena, saat ini belum ditentukan siapa yang akan ditunjukan menjadi orang nomor dua di negara ini. Oleh karena itu, lanjut Sohibul, pihaknya akan membahas ini sebelum 10 Agustus nanti.
"Jadi sampai sebelum kita deklarasi, tentu ini belum ya. Belum final. Tapi kalau udah deklarasi nanti baru final. Deklarasinya adalah sebelum 10 Agustus," ucap dia.
Presiden PKS Sohibul Iman menambahkan, pertemuan tersebut juga membahas hasil pertemuan Gerindra dengan Demokrat.
"Iya tadi di Kertanegara itu, pembicaraan utamanya bahwa kami PKS, Gerindra dan PAN ini kan komunikasi sudah lama. Nah di sisi lain kan saat ini ada perkembangan. Tadi Pak Prabowo itu melaporkan perkembangan tentang utamanya soal komunikasi Demokrat kepada Gerindra," kata Sohibul Iman di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (14/7/2018).
Sohibul mengatakan, mereka siap menerima Demokrat bergabung dalam koalisi. "Jadi intinya, kami bertiga (PAN, PKS dan Gerindra) terbuka buat menerima koalisi dari Demokrat," kata dia.
Namun, mengenai keinginan Demokrat mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai wakil presiden akan dibahas.
"Nanti ada pembicaraan dalam arti terkait pengajuan cawapres. Sebab Demokrat ingin mengajukan cawapres. Maka tentu ini akan dibicarakan. Tapi setidaknya kami menyediakan portofolio menteri buat Demokrat. Tadi pembicaran seputar itu," kata Sohibul.
Pertemuan Anies Baswedan-PKS
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendatangi kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (14/7/2018).
Berdasarkan pantauan, Anies yang datang mengenakan batik berwarna hijau tiba di kantor DPP PKS sekitar pukul 17.00 WIB. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu hanya menyapa awak media sambil menebar senyum. "Sore," ucap Anies singkat saat turun dari mobil.
Dia membantah kedatangannya ke DPP PKS untuk membahas soal Cawapres 2019. Anies mengatakan kedatangannya hanya sebatas silaturahim ke salah satu partai yang mendukungnya dalam Pilgub Jakarta lalu.
"Kita silaturahmi, bicarakan banyak hal, saya banyak cerita tentang Jakarta, progres tentang program kita di Jakarta, rencana di Jakarta, karena apa yang kita perjuangkan di Jakarta hari ini adalah bagian dari perjuangan ketika pilkada dulu. Dan PKS Gerindra yang mengusung, jadi saya selalu update," ujar Anies di DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2018).
"Jadi kalau tanyanya air, saya jawab, tanya apartemen, saya jawab, tanya listrik boleh. Kalau capres cawapres pak presiden (Presiden PKS Sohibul Iman) aja yang jawab," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Sohibul Iman juga menyatakan bahwa pertemuannya dengan Anies hanya membahas tentang Jakarta. Menurut Sohibul, Anies sudah tiga kali janji akan menemui dirinya.
Kendati begitu, dia tidak membantah juga membahas soal nama Anies yang disebut-sebut menjadi cawapres di Pilpres 2019.
"Tapi pembicaraan di media yang lagi ramai memang saya yang memulai, saya bilang Pak Anies itu namanya cukup berkibar di media, lalu saya tanya soal sikap Pak Anies soal (pemberitaan) itu," ucap Sohibul.
Sohibul menyebut dalam pertemuan tersebut ada dua statement yang disampaikan Anies. Salah satunya, Anies menyerahkan kepada PKS dan Gerindra yang merupakan partai yang mengusungnya sebagai Gubernur terkait masalah capres dan cawapres.
"Pertama yaitu Pak Anies sangat tegas pada saya menyampaikan Pak Anies diusung sebagai gubernur oleh PKS dan Gerindra. Oleh sebab itu, terkait dengan masalah tentang capres atau cawapres beliau katakan itu sepenuhnya diserahkan kepada PKS dan Gerindra sebagai partai pengusung," kata dia.
Sohibul pun meminta agar Anies Baswedan menyelesaikan tugasnya dulu selama lima tahun di DKI Jakarta. Pasalnya, Anies digadang digadang-gadang sebagai yang figur yang cocok untuk sebagai calon wakil presiden (Cawapres).
"Kami PKS berkeinginan Pak Anies bisa menjalankan tugasnya dengan baik sampai masa jabatannya. Karena itu saya kira pak Anies harus lebih fokus di DKI," kata Sohibul di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (14/7/2018).
Namun demikian, Sohibul pun membanggakan orang nomor satu itu di DKI. Menurut Sohibul, Anies sangat cocok menjadi presiden.
"Bukan cawapres, calon presiden juga ini luar biasa gitu. Ini kan bukan masalah, kalau kemampuan saya kira tak ada yang meragukan (Anies). Tetapikan untuk menjadi capres faktornya banyak sekali. Ini saya kira yang harus kita lakukan proses," ujarnya.
Advertisement
Jokowi Dapat Dukungan Tambahan
Sementara itu, PKB resmi mendukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2019. Dukungan tersebut disampaikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin saat menemani Jokowi meninjau lokasi venue Asian Games di Palembang, Sumatera Selatan.
Dukungan disampaikan Cak Imin setelah menemani Jokowi meninjau venue Asian Games sejak pagi hingga siang, Sabtu (14/7/2018).
"Ini membanggakan, PKB resmi memberikan dukungan, kebersamaan dengan Jokowi sejak 2014 tidak pernah berubah, menopang dan mendukung pemerintahan," kata Muhaimin.
"Saya nyatakan, PKB mendukung pencalonan 2019," tegas Muhaimin lagi di depan Jokowi dan Sekjen PKB.
Muhaimin mengatakan, mengenai calon wakil presiden (cawapres), dia menyerahkannya kepada Jokowi. "Kita optimistis nama saya ada," kata dia.
Keputusan PKB itu menyusul langkah sejumlah partai politik yang telah lebih dulu menyatakan dukungan kepada Jokowi di Pilpres 2019, seperti PDIP, Golkar, PPP, Nasdem, Hanura, hingga PSI.
PDIP sebagai partai yang menaungi Jokowi menyambut dukungan itu dengan tangan terbuka.
"Mas Muhaimin Iskandar mengambil keputusan pada momentum yang tepat. Bergabungnya PKB tersebut senapas dengan upaya membentuk pemerintahan yang kuat dan efektif ke depan," ucap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Sabtu (14/7/2018).
Dukungan PKB, lanjut Hasto, juga semakin menunjukkan kepiawaian Jokowi merangkul kekuatan nasional bangsa. Dengan bergabungnya PKB, maka langkah persiapan parpol pengusung Jokowi segera dilakukan.
"Kami segera melangkah cepat dengan menggunakan momentum dukungan PKB yang selama ini kami tunggu," ungkap Hasto.
Kini Jokowi punya modal berharga untuk melenggang di Pemilihan Presiden 2019. Sudah ada modal 65.2 persen kursi bagi Jokowi. "Ini modal politik penting bagi efektivitas pemerintahan ke depan," ujar Hasto.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga mengucapkan selamat bergabung kepada PKB yang baru saja menyatakan mendukung Jokowi di Pilpres 2019. PPP telah terlebih dahulu menyampaikan dukungannya.
"Kami ucapkan selamat datang kepada PKB yang sudah menyatakan dukungan ke Jokowi dan menyerahkan cawapres kepada Jokowi," ucap Wasekjen PPP Achmad Baidowi kepada Liputan6.com, Sabtu (14/7/2018).
Menurut dia, dengan bergabungnya PPP, peta politik jelang Pemilihan Presiden 2019 akan berubah. Ia menggarisbawahi soal poros ketiga. "Maka dari itu, rencana poros baru akan semakin jauh dari konkret, jadi hanya wacana saja," jelas Baidowi.