Sukses

Pengamat LIPI: Elektabilitas Jokowi Tinggi karena Kinerja

Potensi keterpilihan kembali Jokowi di Pilpres 2019 bahkan menembus angka 58,2%.

Liputan6.com, Jakarta Popularitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap tinggi di mata publik. Survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bahkan menempatkannya tinggi di atas calon rivalnya.

Posisi Jokowi bahkan solid pada beberapa skenario pilpres yang disimulasikan LIPI. Mengacu hasil survei LIPI, elektabilitas tertinggi tetap dipegang Jokowi. Potensi keterpilihan kembali Jokowi bahkan menembus angka 58,2%. Posisi tersebut unggul jauh atas nama terdekat Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Diprediksi sebagai calon penantang terkuat di Pilpres 2019, tingkat popularitas dari Prabowo hanya 26,6%. Dengan prosentase besar elektabilitas, LIPI pun menilai posisi Jokowi masih aman bila Pilpres 2019 ini hanya menempatkan dua kandidat.

Peneliti senior LIPI Syamsuddin Haris mengungkapkan, tingginya elektabilitas Jokowi tidak lepas dari tingkat kepuasaan publik terhadap kinerjanya.

Hampir satu periode memimpin, ada banyak perubahan positif yang diciptakan Jokowi di berbagai sektor.

"Publik puas dengan kinerja Jokowi selama ini. Wajar apabila elektabilitasnya tinggi sekali. Proporsi ini cukup aman bila Pilpres 2019 diikuti oleh dua calon," ungkap Syamsuddin, Kamis, 19 Juli 2018.

Ada banyak perubahan positif yang dilakukan oleh Jokowi. Terkait perekonomian, pada tiga tahun awal pemerintahan Jokowi sukses menekan laju inflasi hingga 0,77. Pada September 2017, inflasi ditekan pada 3,72. Investasi melaju kencang disektor pariwisata. Kenaikannya sampai 1,5 kali lipat. Nilai investasi pada 2017 mencapai USD 929 juta.

Tahun lalu juga, Jokowi bisa membuka 3,4 juta lapangan pekerjaan. Rekor pun dibukukan Jokowi. Hanya dalam kurun 9 bulan, arus masuk investasinya mencapai Rp 400 triliun. Warisan utang dari pemerintahan sebelumnya sebesar Rp 293 triliun juga lunas dalam waktu 9 bulan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Rentan Jika 3 Calon

"Prestasi Jokowi di segala sektor memang bagus. Tapi, elektabilitas itu menjadi agak rentan bila pilpres ini diikuti tiga pasangan calon. Elektabilitas 58% masih belum aman karena ada potensi terjadi pemecahan dukungan," kata Syamsuddin.

Syamsuddin menambahkan, peluang Pilpres 2019 diikuti dua atau tiga pasangan calon ini masih sangat cair. Semua juga dipengaruhi sikap Partai Demokrat. Sebab, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersirat ada keinginan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres di Pilpres 2019.

"Posisi SBY ini bisa memengaruhi peta. Sebab, Agus Harimurti terlihat terus didorong sebagai cawapres," lanjutnya.