Sukses

SBY Pilih Jokowi atau Prabowo?

SBY punya dua pilihan jelang pendaftaran bakal capres dan cawapres. Siapa yang akan dipilih?

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden pada 8-14 Agustus 2018, SBY punya dua pilihan. Jokowi atau Prabowo. Siapa yang akan dipilih?

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada 24 Juli 2018. Namun belum ada hasil final untuk berkoalisi di Pilpres 2019.

Sedangkan pertemuan SBY dengan Jokowi justru terjadi saat bakal capres PDIP itu membesuknya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto pada 19 Juli 2018. Obrolan hanya seputar kesehatan SBY.

Meski belum menjatuhkan pilihan pada Jokowi atau Prabowo, SBY memberikan sinyal terselubung dalam pernyataannya. Simak selengkapnya dalam Infografis di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Kans ke Jokowi?

SBY menyatakan, untuk membangun suatu koalisi diperlukan kesepahaman dan pandangan yang sama. Hal itulah yang menjadi hambatan partainya berkoalisi dengan Jokowi.

"Pak Jokowi juga berharap Demokrat di dalam. Namun saya menyadari banyak sekali rintangan dan hambatan untuk koalisi itu," kata SBY.

Pernyataan SBY ini ditampik politikus PDIP Pramono Anung. Menurut Pramono, apabila ada rintangan, seharusnya diselesaikan bersama. Jokowi juga sudah menjalin komunikasi baik dengan SBY.

"Artinya mungkin rintangannya ada di Pak SBY sendiri. Saya enggak tahu apa yang terjadi dengan Beliau. Tapi mungkin barrier-nya ada pada Beliau," ucap Pramono.

3 dari 3 halaman

Peluang ke Prabowo?

SBY menyatakan partainya memiliki pandangan yang sama dengan Prabowo untuk membangun koalisi. Bahkan punya kesepakatan yang sama dalam beberapa hal.

"Jalan untuk membangun koalisi ini terbuka lebar. Apalagi setelah kami berdua sepakat atas apa yang jadi persoalan bangsa, sepakat atas apa yang diharapkan rakyat hingga grassroot sebelum kami bicara koalisi," kata SBY.

Sedangkan Prabowo mengaku senang dengan keterbukaan SBY membangun koalisi. Kesamaan pandangan membuat Gerindra dan Demokrat bisa berkoalisi.

"Enggak usah panjang lebar. Kami sangat gembira. Chemistry-nya bagus," ucap Prabowo.