Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, dirinya sangat menghormati Presiden Joko Widodo atau Jokowi. SBY pun menegaskan tidak ada masalah antara dirinya dengan Jokowi. Hambatan untuk berkoalisi bukan datang dari Jokowi maupun dirinya.
Malah SBY menuturkan, dirinya melihat ketulusan dari seorang Jokowi saat mengajaknya bersama masuk dalam koalisi. Jokowi, kata SBY, saat Pilpres 2014 usai, sudah mengajak Partai Demokrat masuk dalam koalisi.
"Saya benar-benar merasakan ketulusan Pak Jokowi untuk mengajak kami di dalam. Saya harus katakan, tampaknya ada hambatan bagi Demokrat untuk ada dalam koalisi," kata SBY di kediamannya di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018) malam.
Advertisement
Dia menambahkan, setidaknya ada tiga kali pertemuan yang saat itu juga Jokowi tulus mengajak Demokrat bergabung. Salah satunya sesaat setelah Jokowi menjadi presiden terpilih.
"Ini sejarah, ini kebenaran pada Oktober 2014, saya presiden dan Jokowi presiden terpilih. Beliau bilang apakah tidak baik kalau Demokrat berada di pemerintahan. Saya jawab tidak tepat Bapak, Demokrat tidak mengusung Jokowi dan Prabowo. Waktu itu kami mengadakan konvensi, tapi tidak berhasil," cerita SBY.
Dia menuturkan, ajakan bergabung itu kembali mengemuka dari Jokowi saat dirinya mendatangi Istana Merdeka. Saat itu, SBY mengaku sekaligus ingin mengklarifikasi munculnya dugaan dirinya ada di belakang aksi 212 dan 411.
"Kemudian ada aksi damai 212 dan 411, saya difitnah macam-macam dan saya datang ke Istana untuk mengklarifikasi. Setelah itu pertemuan sering dilakukan dan semangatnya memang cocok dan kalau ditakdirkan Demokrat mengusung Beliau kalau Beliau ditakdirkan dipilih kembali dan Demokrat bisa ada dalam pemerintahan bisa berkontribusi di dalam. Begitu katanya," beber SBY.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini: