Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat dan PKS bersilaturahmi untuk mematangkan koalisi menuju Pemilihan Presiden 2019. Pertemuan tertutup dilakukan antara ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri di lantai 16 Hotel Gran Melia, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (30 Juli 2018) malam.
SBY mengatakan, pertemuan itu seperti mengulang peristiwa saat ia maju menjadi presiden di dua periode. PKS menjadi salah satu partai pendukung SBY maju di tahun 2004-2009 dan 2009-2014.
Baca Juga
"Selama 10 tahun kami bersama sama dalam pemerintahan. Dulu ketika saya maju sebagai calon presiden, PKS adalah yang pertama-tama bersatu dalam koalisi dan kemudian diulangi lagi pada pemilihan presiden tahun 2009," ujar SBY saat konferensi pers.
Advertisement
Ia mengingat, kerja sama Demokrat-PKS menghadapi persoalan yang dihadapi pemerintah kala itu. Presiden ke-6 RI ini juga menyanjung PKS sebagai partai Islam yang cocok dengan iklim demokrasi Indonesia.
"Karena itulah kami dulu bersama-sama, kami juga tidak menginginkan adanya tindakan-tindakan yang radikal dari siapapun dari kelompok mana pun," imbuhnya.
SBY yakin, semangat kebhinekaan dan keindonesiaan bisa dijunjung tinggi bila berkoalisi dengan PKS. Ia menyinggung saat Salim Segaf menjabat Menteri Sosial. Pemerintah membantu rakyat tanpa membedakan agama, suku, dan ras.
"Oleh karena itu istilah kerakyatan keumatan dan kebangsaan harus kita baca dalam satu napas. Inilah komitmen kami dan kami ulangi lagi jika Insyaallah ditakdirkan Allah SWT bersama-sama dalam perjuangan di tahun 2019 mendatang," kata SBY.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Saksikan video pilihan di bawah ini