Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Roda Tiga Konsultan (RTK) merilis kandidat capres - cawapres terkuat pada Pilpres 2019. Dari segi cawapres, nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) muncul sebagai sosok yang dianggap cocok mendampingi Jokowi.
"Dari pertanyaan tertutup cawapres Jokowi, nama AHY mendapat angka 15.9, Sri Mulyani 7.8, Mahfud MD 7.5, disusul Gatot Nurmantyo 7.1, undecided voters 44.4 persen" kata Direktur Riset RTK Rikola Fedri di Cafe Mandailing, Jakarta Selatan, Minggu (5/8/2018).
Baca Juga
Begitu pula untuk cawapres Prabowo Subianto, AHY masih mendapat kepercayaan masyarakat sebagai sosok yang dianggap pantas mendampingi mantan Danjen Kopassus tersebut.
Advertisement
"Pada pertanyaan tertutup nama AHY mendapatkan angka 34.1, disusul Anies Rasyid Baswedan 19.5, kemudian Gatot Nurmantyo 14.1, dan Ahmad Heryawan 2.9, undecided voters 25.4 persen," ucapnya.
Selain itu, berdasarkan tingkat kemungkinan mendukung pasangan capres dan cawapres, pasangan Jokowi Mahfud MD (67.4) atau Jokowi - AHY (67.3) paling tinggi di antara pasangan Jokowi dengan nama alternatif cawapres lainnya.
Sementara pasangan Prabowo - AHY (68.4) paling tinggi disusul Prabowo - Anies (66.4) di antara pasangan Prabowo dengan nama alternatif cawapres yang lainnya.
"Artinya jika Jokowi memilih Mahfud MD sebagai cawapres dan Prabowo memilih AHY maka kemungkinan Pilpres 2019 akan berimbang," imbuh Rikola.
Kemudian, dari simulasi head to head, jika Jokowi belum berpasangan dengan beberapa nama, elektabilitasnya bisa melewati 50 persen. Tetapi akan turun jika dipasangkan dengan alternatif cawapresnya.
"Sebaliknya, jika Prabowo sendirian belum dipasangkan dengan beberapa alternatif cawapres, dia tidak mampu menahan laju elektabilitas Jokowi menuju 50 persen plus satu. Tetapi ketika berpasangan dengan AHY, elektabilitas Prabowo terangkat dan elektabilitas Jokowi turun di bawah 50 persen," paparnya.
Â
Isu Ganti Presiden
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, kesadaran masyarakat terhadap isu Ganti Presiden sudah cukup tinggi yaitu 61,1 persen. 42,7 persen di antaranya menyatakan setuju dengan Gerakan Ganti Presiden, dan 43,4 persen tidak setuju Gerakan Ganti Presiden.
"Namun pemilih dengan tentang usia 17-40 tahun lebih banyak yang menyatakan setuju Ganti Presiden," tandas Rikola.
Survei ini menggunakan metodologi Stratified systemic random sampling dengan responden sebanyak 1610. Margin of Error 2.5 persen dan Quality Control 20 persen. Survei dimulai sejak 23 Juli hingga 1 Agustus 2018.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement