Sukses

Usai Dipanggil Jokowi, Ma'ruf Amin dan Cak Imin Gelar Pertemuan di PBNU

Rais 'Aam PBNU Ma'ruf Amin bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, dan sejumlah pengurus PBNU.

Liputan6.com, Jakarta - Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ma'ruf Amin dipanggil Presiden Jokowi ke Istana Kepresidenan. Usai bertemu Jokowi, Ma'ruf langsung menggelar pertemuan tertutup dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, dan sejumlah pengurus PBNU, seperti Helmy Faishal Zaini dan Saifullah Yusuf, di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (8/8/2018).

"Ini ngobrol di sore hari, kebetulan tadi siang Ketum PBNU dipanggil ke Istana untuk bertemu Pak Jokowi. Kemudian berikutnya, KH Ma'ruf Amin sebagai Rais 'Am PBNU juga dipanggil dan setelah itu Pak Muhaimin Iskandar dipanggil Pak Jokowi. Kemudian kumpul untuk saling berbagi kisah. Dan setelah itu kemudian menghubungi beberapa kiai sepuh, yang beberapa waktu lalu sudah komunikasi," jelas Ketua PBNU Robikin Emhas sebelum pertemuan.

Robikin mengatakan, jika cawapres Jokowi bukan dari NU, maka warga Nahdliyin tak memiliki tanggung jawab moral menyukseskan Pilpres 2019.

"Pada pokoknya pesannya satu, kalau cawapres nanti bukan dari kader NU, maka warga Nahdliyin merasa tidak memiliki tanggung jawab moral untuk ikut cancut taliwanda (siap bekerja) menyukseskan. Jadi, itu pesannya," jelasnya.

 

2 dari 2 halaman

Tunggu Pengumuman Jokowi

Saat ini pihaknya sedang menunggu kapan pengumuman cawapres Jokowi. Namun PBNU tegasnya tak mencampuri perihal itu.

"Kita tunggu kapan diumumkannya, itu kewenangan capres, kita tidak akan ikut campur di situ," ujarnya.

"Tapi sekali lagi pada pokoknya pesan para masayih, para kiai, ulama, akan kita sampaikan kepada pihak lain, bahwa kalau tidak kader NU, khawatir warga Nahdliyin tidak merasa memiliki tanggung jawab moral untuk cancut taliwondo itu saja intinya," Robikin memungkasi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: