Sukses

Ketum PPP Romahurmuziy: Ma'ruf Amin Bisa Redam Kebencian dan Isu SARA

PPP sendiri sudah sejak lama mengusulkan nama Ma'ruf sebagai cawapres Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PPP M Romahurmuziy mengatakan, koalisi partai pendukung memang sempat berdiskusi dengan Jokowi untuk mencari calon wakil presiden yang bisa meredam kebencian. Saran ini disampaikan melihat terbelahnya masyarakat karena Pemilu 2014 dan Pilkada DKI Jakarta 2017 karena isu SARA.

"Kita berdiskusi bersama Presiden mencari figur yang melambangkan religius, di sisi lain meredam kebencian," kata Romi sapaan Romahurmuziy di Restoran Plataran Menteng, Jakarta, Kamis (9/8/2018) malam.

Dia menilai pasangan Jokowi-Ma'ruf juga mencerminkan keberagaman karena figur nasionalis berpadu dengan religius.

"Seperti yang sudah disampaikan, negeri ini dibangun dari keberagaman. Makanya mulai dari Sukarno-Hatta selain merefleksikan pasangan nasionalis religius," ujar Romi.

PPP sendiri sudah sejak lama mengusulkan nama Ma'ruf sebagai cawapres Jokowi. Usulan nama Ma'ruf disampaikan sejak 3 Desember 2017.

"Dari awal PPP usulkan Ma'ruf tanggal 3 Desember 2017 dan itu terus bergulir termasuk saya sampaikan, maka setelah 10 Juli hanya satu nama yaitu Ma'ruf Amin," tandas dia.

Presiden Jokowi akhirnya memutuskan Ketua MUI KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden untuk mendampinginya di Pilpres 2019. Keputusan itu diambil setelah konsultasi dengan berbagai pihak.

"Saya ingin menyampaikan sebuah keputusan sangat penting setelah perenungan dan mempertimbangkan dan saran-saran berbagai elemen masyarakat pada bagian awal tadi saya memutuskan dan telah mendapat persetujuan partai koalisi yaitu Indonesia Kerja bahwa yang mendampingi saya sebagai Cawapres 2019-2024 adalah Prof KH Mar'uf Amin," kata Jokowi usai rapat bersama ketum dan sekjen partai koalisi di Jakarta, Kamis (9/8/2018) malam.

 

Reporter: Renald Ghiffari

Saksikan video pilihan di bawah ini: