Sukses

Ulama di Tangerang Menaruh Harapan Besar pada Ma'ruf Amin

Majunya Ma'aruf Amin sebagai Cawapres mendampingi Joko Widodo disambut baik para ulama di Tangerang.

Liputan6.com, Tangerang - Majunya KH Ma'ruf Amin sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres) 2019-2024 mendampingi Jokowi, disambut baik para ulama di Tangerang. Ma'ruf merupakan ulama yang lahir di Tangerang.

"Awalnya kita juga kaget, karena kan kita mah enggak ada arah ke sana, tapi kalau memang itu untuk kebaikan umat, ya saya setuju," kata salah seorang ulama yang juga Ketua MUI Kota Tangerang, KH Junaedi, Sabtu (11/8/2018).

Junaedi menaruh harapan besar kepada Ma'ruf Amin untuk mempersatukan umat Islam, terutama bangsa ini. Terlebih sepak terjangnya di MUI dan Nahdatul Ulama (NU) Indonesia sudah tidak diragukan lagi.

Sosok Ma'ruf dinilai berhasil dalam menegakan nilai-nilai Islam di Indonesia, tanpa mengesampingkan Pancasila.

"Pak Ma'ruf Amin saya rasa mampu mempersatukan kita. Lihat saja saat ini banyak organisasi ulama baru yang tidak termasuk dalam MUI. Itu membuat kita khawatir, tapi saya harap akan segera selesai," ungkapnya.

Ma'ruf Amin yang juga merupakan salah satu pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) An Nawawi Tanara, Serang, Banten dikenal pula dengan sosok yang sangat baik di mata para santri. Dia sering menyambangi pesantren setiap hari pekan untuk mengajarkan para santri yang berada di pondok.

2 dari 2 halaman

Cerita Ma'ruf 'Dipinang' Jokowi

Jokowi akhirnya memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapres menghadapi Pilpres 2019. Dinamika penunjukannya cukup kompleks, setelah nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD sempat menguat beberapa jam sebelum deklarasi.

Ma'ruf menceritakan, dirinya tak pernah terpikirkan untuk mengisi jabatan politik. Oleh keluarganya, ia hanya disuruh menjadi seorang kiai. Ma'ruf juga kaget setelah beberapa media memberitakan dirinya masuk bursa cawapres Jokowi.

"Setelah itu saya berdoa kepada Allah seperti doa biasa, kalau wapres ini baik buat saya, negara saya, bangsa saya, dekatkan saya dengan jabatan itu. Kalau ternyata jelek, mohon jauhkan saya," kata Ma'ruf saat kunjungan di DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/8/2018).

Ia mengaku tak menyiapkan tim khusus untuk memuluskan jalannya menjadi cawapres. Ma'ruf baru tahu ditunjuk Jokowi hanya beberapa jam sebelum deklarasi Kamis (9/8/2018).

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu tengah berada di kantornya mengurusi sumbangan untuk bantuan bencana gempa Lombok, NTB. Tiba-tiba, Ketua Umum PPP Romahurmuziy menelepon dirinya.

"Terus Pak Romy telepon saya setengah 5, mulai ada berita jam 4, saya disuruh datang ke satu tempat," kata Ma'ruf.

Saat berbincang dengan Romy, Ma'ruf bertanya mengapa dirinya ditelepon, padahal nama Mahfud terus menguat di sejumlah media.

"Enggak, ini arah baru, mutar," kata dia menirukan ucapan Romy.

Setelah telepon dari Romy, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga menghubungi Ma'ruf.

"Jadi jam 5 juga Bu Mega nelepon saya. Saya sudah katakan, saya enak nyaman di jalur ini (menjadi ulama). Tapi kalau negara membutuhkan saya, saya siap," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: