Sukses

Makna Jenderal Kardus Versi Andi Arief yang Ditujukan ke Prabowo

Terkait cuitan dugaan mahar politik yang disebutkan Andi di dalam akun Twitter-nya, Andi mengakui ingin mencegah adanya praktik transaksional politik.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief, membeberkan makna jenderal kardus yang sempat dicuatkannya sehari sebelum deklarasi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Ungkapan itu, kata Andi, tanpa disadari menjadi viral dan perbincangan di tengah masyarakat. Apalagi, makna kardus, kata Andi, yaitu mudah dilipat-lipat atau dibentuk.

"Saya juga kaget itu bisa jadi viral, yang saya maksud jenderal kardus itu kardus itu kan gampang dilipat-lipat gampang dibuat bentuk a,b,c. Harusnya jadi seperti batu gitu keras pendirian terhadap sesuatu tapi punya hitungan. Itulah seorang jenderal menurut saya," kata Andi ketika ditemui usai bertemu SBY, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (11/08/2018).

Oleh sebab itu, dia berharap Prabowo saat itu tidak mudak dipengaruhi hal-hal yang dapat mempengaruhi kemenangan.

"Mungkin Pak Prabowo yakin dengan eksperimen dia bahwa logistik lebih menjamin kemenangan ketimbang elektabilitas, kalau Demokrat elektabilitas menentukan kemenangan, logistik hanya alat," papar Andi.

Terkait cuitan dugaan mahar politik yang disebutkan Andi di dalam akun Twitter-nya, Andi mengakui ingin mencegah adanya praktik transaksional politik.

"Saya ingin mencegah karena karena itu kalau benar terjadi dan kemungkinan benar menurut saja terjadi karena itu penjelasan tim kecil di sana (Gerindra)," kata Andi.

Dia menepis sindirannya kepada Prabowo karena tidak diterimanya Ketua Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Pihaknya ingin berusaha memenangkan Prabowo dengan cara yang benar.

"Bukan berarti saya memaksakan AHY, tidak. Saya bersama Pak SBY dan yang lain berusaha memenangkan Pak Prabowo dengan cara yang benar. Cara yang benar itu apa? Kita cari calon yang bisa memenangkan dia," papar Andi.

Dia menjelaskan ingin dengan modal positif. Dan tidak modal nekat. Pihaknya ingin pasangan yang mendampingi Prabowo memiliki elektabilitas yang baik.

"Itu sebenarnya menjerumuskan Pak Prabowo sendiri. Kita ingin betul-betul dari hati nurani paling dalam, sampai Pak SBY bercerita bagaimana memenangkan Jateng, Jatim, daerah-daerah non-muslim yang penolakannya kuat akibat 212. Kita sudah punya cara yang bagus dengan calon yang tepat," Andi menandaskan.

Hadapi Laporan PKS dan PAN

Andi Arief mengaku sampai saat ini belum mendapatkan laporan terkait cuitannya yang menyebut adanya mahar dibayarkan Sandiaga Uno Rp 500 M agar jadi cawapres Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dia mempersilahkan pihak PKS atau siapapun yang akan melapornya ke pihak berwajib terkait hal tersebut.

"Oh silahkkan saja. Saya tidak ada komunikasi dengan mereka. Jadi kalau ingin ke pengadilan silahkan saja," kata Andi ketika ditemui usai bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (11/8/2018).

Dia menjelaskan sudah memiliki tiga saksi terkait hal tersebut. "Sudah ada 3 saksi dan puluhan yang mendengar," ungkap Andi.

Dia pun mengaku tidak pernah disinggung oleh PKS dan Gerindra terkait cuitannya. Kemudian dia juga mengklaim bahwa Prabowo menghargai pendapat satu dengan yang lain.

"Dia (Prabowo) tahu persis saya kalau saya mengatakan sesuatu ngotot dan bener, ia yakin itu juga bener. Tidak ada pengingkaran dari apa yang saya bilang. Saya tidak pernah berpura-pura bersandiwara dramaturgi dan Pak Prabowo tahu itu," tegas dia.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: