Sukses

Saat Para Kandidat Ramai-Ramai Merapat ke Rumah Gus Dur

Bila memang Yenny akan merapat ke kubu Prabowo-Sandiaga, kemungkinan besar suara Nahdlatul Ulama akan terpecah.

Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Presiden Joko Widodo ke kediaman Sinta Nuriyah Wahid, istri Gus Dur, pada 7 September 2018, disambut hangat putrinya, Alissa Wahid dan Yenny Wahid.

Diketahui, ini adalah kunjungan keempat Presiden Jokowi yang bertepatan dengan hari ulang tahun Gus Dur ke-78. Jokowi mengaku bahwa hal tersebut tak terkait politik 2019. Sang petahana mengatakan, obrolan hanya terkait pembicaraan ringan soal makanan dan kesehatan.

"Saya ke sini tidak sekali atau dua kali, sudah yang keempat. Jadi hari ini saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk almarhum Gus Dur yang ke-78. Tadi di dalam makan bubur merah putih, juga ingin mengabarkan mengenai kesehatan beliau. Alhamdulillah diberikan kesehatan yang baik oleh Allah SWT," ujar Jokowi di kediaman Sinta, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Berbeda dengan Jokowi, beberapa hari setelahnya, bakal cawapres Sandiaga Uno melakukan lawatan dengan maksud khusus. Secara jelas, Sandi mengatakan ingin meminta wejangan untuk menciptakan kontestasi Pilpres 2019 yang damai dan sejuk.

"Saya ingin mendapatkan wejangan dan masukan dari ibu negara kita yang ke empat, untuk memastikan bahwa nanti di pilpres ini tentunya kesejukan," kata Sandiaga di kediaman Sinta Nuriyah Wahid, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin 10 September 2018.

Pada kunjungan kali ini, terlihat hanya Yenny Wahid yang mendampingi sang ibu, membaur bersama Sandiaga di ruang tamu. Pada topik obrolan, ternyata Sandiaga sempat menawarkan Yenny Wahid untuk masuk tim pemenangan dalam posisi manajer kampanye.

"Mbak Yenny, gabung saja jadi 'campaign manager' kami, terus Mbak Yenny bilang 'Wah seru juga tuh, dipikirin deh' katanya," ujar Sandi di kata Sandiaga di kawasan Glodok, Selasa, 11 September 2018.

2 dari 2 halaman

Akan Pecah

Menanggapi tarik-menarik dukungan oleh dua kubu itu, wanita bernama asli Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid ini angkat bicara. Menurut dia, jawaban akan diberikan pada waktu yang tepat.

"Ya nanti dijawab kalau sudah waktunya," ungkap Yenny kepada Liputan6.com, Selasa 11 September 2018.

Tak ketinggalan, sang kakak Alisa Wahid juga memberi tanggapan lewat akun Twitter pribadinya, @Alissawahid. Dia mencuitkan, jika Yenny adalah penjaga warisan peran politik Gus Dur.

"Kalau saya dan @GUSDURians memang tidak berpolitik praktis, tapi @yennywahid penjaga warisan peran politik #GusDur. Jadi ditunggu saja ya pilihannya...," tulis dia, Rabu 12 September 2018.

Jawaban Yenny yang masih menggantung, kerap diyakinkan kubu Prabowo-Sandiaga. Kali ini, sang bakal capres Prabowo Subianto siap turun langsung bertemu sang ibu negara keempat dan Yenny Wahid di Jagakarsa.

Prabowo diketahui sempat memuji Yenny Wahid dengan sebutan aset bangsa. Bagi dia, Yenny Wahid adalah seorang yang sangat potensial. Dia disebutnya sebagai putri terbaik bangsa Indonesia.

"Beliau sangat cerdas. Sangat berpengalaman. Beliau salah satu aset bangsa," kata Prabowo di rumahnya Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 11 September malam.

Senada, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani juga mengatakan, koalisi Prabowo-Sandiaga akan merayu mantan Sekjen PKB periode 2005-2008 itu masuk dalam tim pemenangan, dan berharap Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu bersedia.

"Prabowo dan Yenny memiliki kedekatan, yaitu suami Yenny, Dhohir Farisi, merupakan Ketua DPP Partai Gerindra, sehingga diyakini komunikasi keduanya berjalan baik," ujar Muzani.

Menanggapi kabar tersebut, Sekretaris Jenderal PKB Abdul Kadir Karding tak ambil pusing. Menurut dia, bila memang Yenny akan merapat ke kubu Prabowo-Sandiaga, kemungkinan besar suara Nahdlatul Ulama akan terpecah.

Namun, karena suara Nahdaliyin sangat banyak, hanya sepersekian persen suara dibawa putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu ke kubu Prabowo.

"Suara NU kan besar, pecah sedikit enggak apa-apalah, memang itu sulit untuk di 100 persen NU, sulit," kata Wakil Ketua Koalisi Indonesia Kerja itu di kantor TKN Jokowi-Ma'ruf, Jakarta Pusat, kemarin.