Sukses

Sindir Sandiaga, Ketum PKPI: Tempe Setipis ATM Cerita Tak Jelas

Ketum PKPI mengatakan, kubu Prabowo-Sandiaga mengangkat isu ekonomi karena isu SARA tak lagi mempan.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Diaz Hendropriyono menyindir pernyataan cawapres Sandiaga Uno yang menyatakan produksi tempe saat ini semakin tipis bahkan setipis kartu ATM. Ini sebagai dampak anjloknya nilai tukar rupiah beberapa waktu lalu sehingga harga kedelai yang menjadi bahan baku utama tempe melonjak.

Diaz mengatakan, pernyataan itu sebagai sebuah cerita tak jelas yang dikeluarkan kubu lawan pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf. Ia mengatakan saat ini kubu Prabowo-Sandiaga bingung menemukan kelemahan Jokowi yang bisa dijadikan amunisi.

"Mereka bingung lawannya mau pakai amunisi apalagi. Dan buat cerita enggak jelas seperti tempe setipis kartu ATM. Macam-macam lah dan akhirnya ribut sendiri dan ada istilah jenderal kardus walaupun akhirnya mereka peluk-pelukan lagi," kata Diaz saat menghadiri deklarasi relawan Barabaja di Rumah Aspirasi, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 16 September 2018.

Dia mengatakan, kubu Prabowo-Sandiaga mengangkat isu ekonomi karena isu SARA tak lagi mempan. Apalagi saat ini Jokowi memilih wakil dari kalangan ulama.

"Pihak sebelah kewalahan dengan dipilihnya Kiai Ma'ruf Amin," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Lawan Hoaks

Namun, lanjutnya, tantangan tetap ada. Bahkan isu PKI kasih digunakan untuk menyerang Jokowi sebagaimana pada Pilpres 2014 lalu.

"Mereka mulai dengan strategi fiktif menyebarkan hoaks seperti Pak Jokowi orang PKI. Gerakan 2019 ganti presiden, gerakan ditolak di mana-mana kok masih jalan terus," sindirnya.

Ia pun berpesan agar para relawan memahami tantangan ke depan bagaimana menghadapi kubu lawan dengan cara yang tetap santun dan elegan. Ia mengatakan walaupun komposisi lawan Jokowi pada Pilpres 2019 berbeda, tapi orangnya tetap sama.

Ia pun mengajak para relawan untuk melawan berita fiktif atau hoaks dan tidak menyebarkan berita hoaks dan ujaran kebencian.

 

Reporter: Hari Ariyanti

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan di bawah ini: